yang kini menunjukkan batera
di meja, lalu menghubungkannya ke ponse
up, ponselku! Sekarang,
ulis yang dipenuhi sketsa karakter-kar
begitu detail, tampak nyata me
an di bawahnya hampir tidak terbaca, seperti cor
mencoba mengendalikan pera
buku catatannya, memperhatikan seti
lan. "Kita mulai dari
ambar seorang pria berambut p
adu sempurna dengan setelan jas
eorang pemimpin sejati, meski
kit chubby memberikan kesan imu
embaca biodata yang ia tulis
Pekerjaan ... CEO sekaligus ow
bibirnya membentuk se
rsis luar biasa? Menyisipkan dirinya sendiri ke dalam game?
p menatap sketsa itu. "Aku tidak bisa menyangkal. Aet
mbil memikirkan sesuatu. Tatapannya menyipi
eraup miliaran dolar hanya dari penjualan item game dan event-event sebelumnya. Kalau A
lama, senyum kecilnya kini beru
melirih, lebih seperti bicara pada dirinya sendiri. "Bagaimana sifatnya? Apakah d
Ia menggoyangkan pensilnya sebelum menuli
tapi aku belum bisa memutu
kutnya, kali ini tatapan
perti kapas gula berwarna merah muda. Meski gambar itu hanya h
l melirik nama di bawahnya
n dada, wajahnya penuh pertimbanga
Tidak perlu repot-repot
akter game lainnya. Biodata mereka sangat lengkap. Ha
g dibuatnya. Seorang pria yang terlihat sangat
, merasa bingung dengan tulisannya sendiri.
dat berikutnya sambil terus melirik ponselnya yang kini menunjukkan bat
menganalisis karakter-karakter dalam gam
melirik jam dinding di kamarnya, raut wa
enuh dengan sketsa karakter game, d
Ia bertepuk tangan sendiri dengan penuh semangat.
sung lama. Ara mendadak terdia
lan, lalu mengangkat ponselnya yang terasa panas seperti kompor. "Hmm, solusiny
onselnya yang sudah sangat panas, dibiarkan menyala meski sedang di-charge.
ada layar ponsel yang menunjukkan karakter pilihan pertama. Ia menghela na
akan memi
n menekan tombol konfirmasi. Layar ponsel memancarkan cahaya
-
angunkannya dari kegelapan yang mencekam. Tubuhnya te
ng ... apa kau b
gat, menyentuh kesadarann
yang lentik bergerak pelan, membuka j
lkan cahaya samar di sekitarnya, seper
h berjongkok, menatapnya penuh kekhawatiran. Senyumn
ik saja," ucapnya lembut, suaranya s
i wajahnya. Tubuhnya gemetar pelan, ia berusaha m
rahang tegas dan tajam, pipi tirus, tubuh kekar dan s
tidak mampu menyelesaikan kalimatnya saat melihat p
antamnya dengan keras, Ara mem
t namun tetap tersenyum lembut. Ia mengulurkan tangannya un
but. Tatapannya penuh perhatian, seolah melihat dunia hany
ra semakin terguncang
au balau, mencoba merangkai semua potong