-gara obrolan sama kak Lisa kemarin. Ceritanya tentang dia nyepong pacarnya di mobil itu... astaga, bikin aku nggak bisa konsen. Apalagi tiap coba fokus ke p
au mimpi basahku, meskipun Tika sempat nyengir licik pas aku lewat di koridor. "Jangan lupa, Den, sore ini ke lapangan, ya!" katanya sambil mengedip, bikin aku cuma bisa mengangguk d
dan Bima di lapangan dekat rumah buat main basket atau sekadar nongkrong. Aku cuma pengen santai, lupain semua bayanga
Biologi yang wajahnya sama persis suster di mimpiku. Dia berdiri di pinggir jalan, pakai legging hitam ketat yang nempel banget di kakinya yang panjang, d
l, dia menoleh dan langsung nyapa. "Deni? Ke mana sore-sore gini?" S
gak bisa bohong. Legging itu memperlihatkan setiap lekuk pahanya, dan crop top-nya bikin payudaranya yang besar itu tertekan, sampe aku nggak senga
mungkin cuma mau ngobrol, tapi jaraknya yang cuma selangkah dari aku bikin jantungku kayak mau meledak. Aroma parfumnya-manis, sama kayak di mimpi-nyelinap k
kit, crop top-nya naik, memperlihatkan garis pinggangnya yang mulus dan sedikit lagi dari payudaranya. Aku nggak tahan-kepalaku panas, keringat netes di dahi, dan kontolku kayak mau nembus celana. Aku
lari, tapi Bu Vina cuma ketawa kecil, kayak nggak ngerti-orang dewasa ini pura-pur
crop top itu nggak mau hilang dari kepalaku. Kontolku masih tegang, dan aku harus nyanyi lagu "Balonku" berulang-ulang di kepala biar reda sebelum s
yang bikin kakinya yang mulus kelihatan. Dia melambai ke arahku, tapi matanya kayak nyari sesuatu d
temen-temen. Tapi dalam hati, aku tahu hari ini bakal panjang. Dan enta
rsam