uf perak bertuliskan "Sebastian Hale Corporation" di puncak bangunan. Hari itu bu
antap menuju pintu lobi utama. Kacamata hitam yang dikenakannya tak mampu
agi," sambut salah satu
valdo dengan nada arogan. "Sebastian sudah menghilang t
stian menyebar diam-diam. Tak ada pengumuman resmi, tapi semua tahu sesuat
asanya Revaldi memimpin pertemuan mingguan. Kali ini, Revaldo d
iapkan tepat jam delapan. Keterlambata
epala divisi saling menatap, bi
eda dari Revaldi. Jika Revaldi dikenal tegas namun adil, Reval
a staf yang baru bekerja bahkan terlihat hampir menangi
ung. Ia berjalan cepat di koridor utama, seolah in
staf administrasi-Dimas, yang masih muda dan gugup-tak
R
Kertas-kerta
an... saya t
uruh lantai terdiam. Pegawai yang lain ha
at, saya buru-buru anta
gan kotormu?" Revaldo menginjak salah s
awah Kepala Adminis
uarkan ponsel dari sakunya. Ia m
atan staf bernama Dimas.
aya sudah kerja dua tahun di sini. Ini kesalahan sa
aku suruh satpam tarik kau s
an dokumennya dan berjalan tertunduk, diir
-
diktator. Dia kerap memanggil staf secara acak ke ruangannya hanya untuk memarahi mereka ka
al. Mereka dipaksa lembur hingga larut malam, tanpa ta
tor terasa seper
TK pun bisa lebih bagus!" teriak Revaldo sambil
r dipenuhi keluhan dan bisikan. Banyak yang mulai
bentuk dominasi. Baginya, ketakutan ada
CEO yang dulu ditempati Revaldi. Ia menyentuh meja kayu mahoni i
kpuasan yang tumbuh, kemarahan yang terpendam dari ratusan karya
u puncak sedang membangunkan sebuah ma
-
evaldi Sebastian yang masih lemah di sofa apartemen kecilny
valdi. "Perusahaan itu bukan milik
valdi Sebastian," jawab Isla,
ya," Revaldi mengepal tangannya. "Karyawan-karyawan itu,
k. "Kalau begitu, kita akan merencanakan langkah berikutnya.
n kembali menyala di matanya. "
astian dan pria itu tersenyum bahagia membu
yang nama