Delvane Castellano. Sudah terlalu lama ia bertahan di rumah megah yan
melipat satu per satu pakamilan dari rumah sakit tergeletak. Tul
h yang pucat, mata sembab, dan senyum yang dipak
ahku Aku harus perg
an dirinya. Tapi karena keputusan. Keputusan untuk berhenti berharap pada lelak
n hati-hati di atas meja makan, tempat yang dulu tak
membawa darahmu," bisiknya pel
ngkah terasa berat. Bukan karena ragu, tapi
sar itu menyeret di belakangnya, suara roda
t meraih gagang pintu, suara l
ara itu meng
inya mencelos. Ia k
d Cast
itu dengan nada tinggi, namun
erdiri di tangga, mengenakan kaus rumah dan celana santai. Wajahnya
tidak menginginkanku lagi," jawab Auro
at. "Dan kau hanya akan kabur begitu sa
ke rumah ini. Kau yang tidur dengannya di depan kamar istrimu. Kau yang mencer
n gigi. Tangannya me
asih i
bertahan. Tapi cukup sudah. Aku lelah, Leonard. Aku pergi, bukan k
sisi Aurora. Matanya kemudian mena
ekat, mengambiln
ni
ku. Kertas itu hampir
enar h
"Ya. Dari satu malam ya
berubah. Tak ada amarah, tak ada kata
bilang jika ka
mbuangku. Hamil atau tidak, aku
pelan ke arahny
enoleh.
d. Suaranya lebih pelan. "Ak
yang kau lakukan? Setelah kau tidur
hanku, Aku
ahan, aku mencoba menjadi istri yang kau mau. Tapi selalu saja aku tak cukup. Kini a
annya. "Aurora, tol
rgi? Meninggalkan pria yang menyakitiku terus-menerus?
ahnya tegang dia tak
Aurora. "Kau egois. Dan aku sudah cukup t
a lagi. Tangannya geme
tahu ke mana harus mencarinya. Tapi aku tidak
saat Aurora membuka pin
ahi tanah dan tubuh Auror
lihat wanita yang kini mengandung a
pergi
han Aurora da