img Hasrat Liar Tetanggaku  /  Bab 5 Senyum yang Menggoda di Tengah Halaman | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Senyum yang Menggoda di Tengah Halaman

Jumlah Kata:986    |    Dirilis Pada: 16/06/2025

k dalam dirinya. Ia mencoba tidur, tapi bayangan pria itu-siluetnya yang tegap, senyum tipisnya, dan aura yang berbeda-t

itu bodoh, tapi ia tidak bisa menahannya. Sepanjang pagi, saat ia menyapu lantai dan membersihkan perabot, matanya sesekali melirik ke arah rumah

erasa sedikit lega karena tidak ada Tama di rumah saat ini. Setidaknya ia bisa l

. Udara mulai terasa hangat, kelembapan menempel di kulit. Ia mendengar su

rapi, dan sebuah kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya. Ia membawa selang air dan mulai menyiram tanam

ia itu, meskipun ia tak berani mendongak. Aroma parfum maskulin yang samar, namun kuat, terbawa angin da

u," sapanya ramah, suaranya dalam da

kan senyum senormal mungkin. "Pagi, Pak," jawabnya, s

g pipi samar di sudut bibirnya. Matanya di balik kacamata hitam terlihat menyorot tajam, seolah sedang menaksir sesuat

n kuku-kukunya terawat rapi. Maya merasakan sensasi aneh saat telapak tangan Arya yang hangat menyent

antap. "Maya Wulandari. Tinggal di sebelah s

a tetangga seperti Bu Maya." Ada jeda sejenak di kalimat terakhirnya, dan tatapan Arya menyapu lekuk tubuh Ma

merespons apa. Ia ha

ang harus dikerjakan setelah pindahan," kata Arya, men

sahut Maya, merasa lega obrol

pare part motor yang ia beli dari toko seberang. Ia mel

ma, menghampiri mereka. Wajahnya ram

gup. "Ini, Mas, tetang

da Tama, mengulur

gan erat. "Tama. Suami Maya. Selamat

b Arya, tatapannya beralih dari Tama ke Maya, ada kilasan

kali mengangguk, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan cerdas tentang bengkel Tama. Tama, yang jarang menemukan pendengar yang begitu antusias tentang pekerj

, selalu berhasil mengembalikan perhatiannya pada Maya. Sesekali, matanya akan kembali menatap Maya, memberikannya senyum samar yang

ya, mengurus rumah dan Mas Tama?" Kata-kata itu terdengar seperti basa-basi biasa, tapi nadanya, dan tatapan matanya yang sedikit leb

dalam untuk mengecek sesuatu. "Senang bertemu kalian berdua," katanya lagi, senyu

eka. "Baik juga ya orangnya," komentar T

i. Pertemuan pertama. Biasa saja. Hanya perkenalan antar tetangga. Tapi ada s

erapikan rumahnya. Ia membayangkan pria itu bergerak di dalam sana, dengan kaus putihnya yang

uh baya, yang ia kenali sebagai Bu RT, berbicara dengan nada yang ramah namun antusias. Dan suara Arya

itu, kalimat yang membuat tanga

edang mencari seseorang

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY