nionship sudah ter-install, icon-nya berwarna emas denga
stupid,"
o profesional, bio yang carefully crafted. Kebanyakan terlihat...
ng menarik perhatian-meski gadis itu clearly attract
g literasi dan teknologi. Mencari arrangement yang mutual benef
n cara dia menulis... formal tapi ada hint of personality
perpustakaan, dikelilingi buku. Selfie dengan laptop
ng," Erick
panjang, dia sw
*
r. Notification dari
ch! Erick W. wants
at. Pria itu... tampan. Bukan tampan yang dibuat-buat, tapi natural. Jas mahal, jamLooking for genuine connection wit
adge-nya legit. Income range yang tertera membuat mata Vanya meleb
lebih detail. Ada yang familiar. D
ggeleng. "Fokus, Vany
as dan mulai me
Anda yang straightforward. Mungkin kita bisa diskusi l
Terlal
tch. Kamu kelihatan int
Terlal
belasan kali, akhirn
ciate pendekatan Anda yang direct. Mungkin kita bisa
e
*
tipis membaca pesan Vanya. Sopan tapi tidak kaku.
sa? Saya ada meeting sampai j
datang
pai jam 2. Setelah
ugh untuk talk. "Kafe Tanamera, Pacific Place?
a jeda sebelum pesan lanjutan masuk. "...ke
um. Practical
bably masih pakai badge ka
forward
el. Jonas masuk tanpa
that smile, lo
ay
g kayak anak SMA dapat DM dari crus
t. Baru ngobrol ben
nd
hat? I
pnya lama. "
ngg
jaya, yang biasa negotiating million d
k menekankan. "It's...
onas bangkit. "Have fun besok. And hey, rem
? CEO Erick at
real?" Jonas menepuk pundak Erick sebelum keluar. "Trust the proces
kamera, mata coklatnya berbinar. Ada something tentang senyum itu. Tidak
ocess," ulang
*
langit. Besok. Besok dia akan bertemu potent
a berbun
? Belum telat
. "Gue yakin. Ini un
gat, mereka nggak akan pernah liat lo sebagai
iska benar. Ini hanya busines
gnya berdebar saat
"Ini cuma transaksi. Kamu kasih waktu, dia kasih uang.
wajah Erick W. dari foto profil terus m
t
. Only b
y lights Jakarta. Wondering what tomorrow would bring. Hoping, despit
ama-sama mencari sesuatu. Sama-sam
kan mereka. Di atas secangkir
nest as two guarde
*
bnya terbuka perlahan, kelopak mata terasa berat dan lengket. Ponsel di meja
a mengusap w
l itu muncul. Wajah tampan dengan mata coklat yang terlihat lelah. Jas mahal yang membungk
dingin, membuat tubuhnya bergidik. Dia melangkah ke lemari pakaian-kalau benda
ia menarik napas dalam
bawah cahaya. Ada noda samar di bagian ker
udah pudar karena terlal
cingnya ada yang long
iksa, dan ditolak. Tumpukan di tempat ti
mbak rambutnya frustasi. "Dia pasti udah biasa sama cewek
on dari aplikasi Elite Compani
ya reminder tentang safety
r dengan kesal. Semuanya salah. Terlalu murah
at tidur. "Orang kayak dia pasti udah biasa sama cewek-cewek berkelas. Yang
nding tipis. Iklan shampo dengan model rambut sempurna berkiba
k punya conditio
sugar daddy pertamanya. Pria kaya yang bisa dengan mudah membayar k
*
Jakarta yang cerah. Di lantai 37, Erick Wijaya duduk di ruang kerjanya yang lu
nya terpaku pada layar ponsel. Aplikasi Elite
membingkai wajah. Senyum kecil yang terlihat tulus, tidak dibuat-buat. Mata cok
a sendiri. "Apa-apaan lo, Erick?
wi Sastra Digital. Kombinasi unik. Passionate about literacy a
uarterly report terbuka di laptop, grafik dan angk
emuan besok? Companion? Someone
gusap wajah. "Dia cuma tertari
sa berbeda? Kenapa senyum g
intu membuat
tim finance lima menit la
nce
f, P
iang." Erick menatap sekreta
gangguk, tidak bertanya lebih lanjut
ck kembali meraih ponselnya
is itu. Something real.
agi. Tapi kali ini