img Cinta Segitiga Yang Rumit  /  Bab 2 Kembalinya Sasha Amanda | 8.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Kembalinya Sasha Amanda

Jumlah Kata:2266    |    Dirilis Pada: 03/07/2025

na dan Raihan. Alana melihat perubahannya pada Raihan, perlahan tapi pasti. Awalnya hanya sering melamun, kini lebih sering absen tanpa pemberitahua

baru kembali larut malam, dengan alasan rapat dadaka

pertama" itu, meskipun ia sudah berstatus suami orang. Ironisnya, Alana adalah istri yang dinikahi justru untuk tujuan yang s

di, dan Alana, yang sudah terbangun dari tidurnya yang gelisah, mendengar Raihan bersenandung pelan. Itu adalah hal yang sangat jarang terjadi. Suara Raihan yang bersenandung, seperti Raihan yang

sembab, atau membaca kekecewaan di wajahnya. Ia tidak ingin menghadapi Raihan, apalagi menuntut penjelasan. Buat ap

ana berbinar. Wajahnya tampak familier, seolah Alana pernah melihatnya di majalah atau media sosial. Raihan terlihat sangat bahagia. Ia tertawa lepas, menyentuh lengan wanita itu dengan gestur akrab, dan pandangan matanya begi

ercekat. Ia buru-buru membalikkan badan, bersembunyi di balik pilar, tidak ingin mereka melihatnya. Alana merasa seperti penguntit, sep

bersama terus berputar di kepalanya. Ia merasa bodoh karena masih berharap, karena masih merasa sakit.

au baik-b

hatin. Daniel adalah CEO dari perusahaan rekanan, ia sering berada di kantor mereka untuk urusan bisnis. Hari ini, ia d

ab Alana, mencoba tersenyum sealami mungkin. N

nelusuri wajah Alana. "Wajahmu pucat. Apakah ada mas

asah sedang menyembunyikan kesedihan. Namun, ia tidak bisa bercerita. Bagaimana ia bisa menceritakan bahwa suaminya, Raihan Wijaya, pria ya

erima kasih atas perhatiannya," A

a. Ia juga menyadari perubahan pada Alana sejak pernikahannya dengan Raihan. Senyumnya semakin jarang, sorot matanya seringkali murung, dan ada semacam beban yang terpan

kata Daniel lembut, suaranya meyakinkan. "Tapi ingat, kau tidak sen

rian," terus terngiang di telinganya. Di tengah kesendirian yang pahit dalam pernikahannya, ucapa

engalihkan pikirannya dari Raihan dan Sasha. Namun, setiap kali ada notifikasi masuk di ponsel Raihan yang tergeletak di meja kantornya, Ala

nya. Raihan sudah pulang, duduk di sofa ruang keluarga, sibuk

nya Alana, mencoba

r. "Hm," gumamnya, kemba

anan kesukaan Raihan, meskipun ia tahu Raihan mungkin tidak akan menghargainya. Ini adalah r

k dan garpu yang terdengar. Alana mencoba memulai pe

imu di kantor?

at, matanya sesekali melirik ke ara

yek baru?" Alan

idak perlu khawatir," Raih

at, Raihan selalu membangun dinding di antara mereka. Ia merasa lelah. Lelah

ai sering tidur di kamar tamu, dengan alasan butuh ruang privasi untuk bekerja. Alana tahu itu bohong. Ia tahu Raihan

is, pikirannya melayang jauh. Ia bertanya-tanya, apakah Raihan bahagia sekarang? Apakah ia mendapatkan apa yang

kan melihat mereka di sebuah kafe sepulang kerja, tampak akrab dan mesra. Hati Alana terasa seperti diremas setiap kali mendengar kabar itu. Ia tahu ia harus melakukan

u, seperti seberkas cahaya di kegelapan. Ia sering mencari alasan untuk berbicara dengan Alana, menanyakan pendapatnya tentang berbagai hal, bahkan hal-

kan siang sendirian di kantin, Da

ergabung?" tanyanya

ut, namun mengangguk

"Kita kan sering berinteraksi. Terlal

m canggung. "B

l tidak memaksakan percakapan, ia hanya sesekali melir

antai hari ini," Daniel a

n karena makan siangnya enak

lain." Ia menatap Alana lekat-lekat. "Alana, saya tahu ini

aan itu terlalu langsung, terlalu menusuk. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Bagaimana ia bisa menga

saja," jawab Alana, suar

jutkan, "Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam hidup Anda, dan Anda tidak perlu menceritakannya jika tidak mau. Tapi saya hanya ingin Anda ta

g selama ini ia rasakan dari Raihan, Daniel justru melihatnya, mengakui keberadaannya, bahkan peduli pada

" Alana berbisik, suar

ang, habiskan makananmu. Setelah itu, kita

l, perhatiannya yang tulus, meskipun hanya sebatas itu, memberinya sedikit kekuatan. Ia mulai menya

dak pernah pulang ke kamar utama lagi. Malam-malam Alana dipenuhi kesendirian dan pikiran yang kalut. Ia mendengar suara Raihan terkadang berbicara di telepon

a masih terjaga, duduk di ruang tamu, membaca buku, mencoba mengalihkan perhatian. Ketika Raihan masuk, Al

atap Raihan, yang terlihat sedikit

a Raihan, suaranya

. "Ada bau parfum wan

jadi tegang, lalu defensif. "Apa maksud

nya, suaranya tenang namun menusuk. "Atau kl

ap wajahnya dengan kasar. "Al

inggi. "Lelah dengan semua kebohongan ini. Lelah dengan sem

lat marah. "Memangnya kenapa kalau aku bersama

nya. "Aku tahu aku hanya pelampiasan! Tapi bisakah kau setidaknya menghormati perni

kunjung mereda. "Kau tidak tahu apa-apa, Alana. Kau tidak tahu bagaimana rasanya m

r di pipinya. "Aku tahu bagaimana rasanya mencintai, Raihan.

ng tamu yang dingin. Malam itu, ia tidak bisa tidur. Hatinya hancur berkeping-keping. Raihan bahkan tidak berusa

nta, tak ada perhatian, tak ada kehangatan. Ia hanya ada sebagai saksi bisu kehancuran hatinya sendiri.

ertas di meja makan: "Aku ada urusan di luar kota selama dua hari." Tidak ada kata maaf, tidak ada

uatan lagi untuk menahan air mata. Ia hanya ingin semua ini berakhir. Ia bertanya-tanya, apakah Tuh

enangkan. Daniel adalah satu-satunya orang yang melihat Alana, yang benar-benar melihatnya di tengah kegelapan ini. Apakah Daniel bis

ah itu berani menghadapi Raihan, atau mencari jalan lain yang lebih pasti, meskipun penuh ketidakpastian. Kehidupan Alana Putri Pratama, sang gadis sederhana yang kini terperangkap dalam labirin cin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY