img Aku Dokter Ibumu, Bukan Pembantumu, Mas!  /  Bab 1 EMOSI YANG MELEDAK | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Aku Dokter Ibumu, Bukan Pembantumu, Mas!

Aku Dokter Ibumu, Bukan Pembantumu, Mas!

Penulis: ayudia
img img img

Bab 1 EMOSI YANG MELEDAK

Jumlah Kata:1132    |    Dirilis Pada: Hari ini16:31

baik dari kamu. Apakah kamu pikir hanya kamu yan

*

ah ini!" teriak Tama. Matanya liar, menengok ke kiri

elite-bangunan dua lantai bergaya kolonial

ar berbingkai kayu cokelat tua. Taman depan yang biasanya terawat ki

tal yang temaram. Lorong-lorong panjang, ruang tamu yang luas dengan s

hanya gema langkah kaki Tama yang terdengar menggema saat

a. Dinginnya bukan lagi karena AC yang menyala, melai

eras dulu baru kamu ngerti?!" suaranya semakin lantan

mah itu. Ia membuka satu per satu ruangan. Dapur kosong. Ruang b

lek

menangkap sosok Ayu yang sedang duduk di tepi ranjang. Ia tengah menyeli

ngan tatapan menusuk. "Keluar! Sekarang jug

pi ia tetap menjaga nada suaranya lembut, "Tolong pelan-pelan, M

rgelangan tangan Ayu dengan kas

elan-pe

ut ibunya Tama tidak tersingkap. Dengan tangan bebas

lek

a napas mereka yang terde

Ibu Lestari, Ayu menghentakkan tanga

tahu!" Ayu mengusap lengannya yang memerah, matan

m. "Ayu, kamu ngapai

," jawab Ayu tenang, berusaha tet

kali saya bilang sama kamu nggak usah ikut campur

sombong dan merendahkan. "Saya bisa cari pengganti kamu. Y

ma ia meminta Ayu meninggalkan rum

an wibawa. Kata-katanya yang biasanya terdengar tenang dan penu

tu. Kewibawaan yang biasa ia jaga, luluh la

, menahan amarah. Tapi ka

membantu ibumu. Aku di sini karena

. "Kamu pikir kamu siapa?! Bera

amu. Anak dari ibu yang sedang tertidur itu. Tapi aku nggak ngerti-ken

idak semua orang di dunia ini

ngannya, merasa har

ni! Kamu cuma dokter rendahan! Jangan s

ementara kamu? Datang-datang cuma bisa marah dan menyuruh orang pergi. Kapan terakhir kali kamu d

Tama tersentak. Namun,

. Sekarang juga, pergi dari rumah ini!"

u nggak akan pergi. Selama Ibu Lestari m

sekarang, aku akan pang

u di sini karena permintaan ibumu. Bukan kamu. Dan hanya Ib

, jarinya menunjuk

siapa aku sebenarnya! Dan saat penyesalan i

ak peduli," katanya dingin, l

gung Ayu dengan a

u menyesal seumur h

ntikanku," jawabnya lantang, lalu melangkah m

njang. Tangannya sibuk merapikan tempat tidur dengan sapu lidi, me

nggak pernah berubah. A rogan, pemarah, dan sombong. Sekarang

u menepuk-nepuk bantal

kit, kalau anaknya kayak gitu?" bisiknya lirih

kamar, tatapannya koson

anak bosnya aja pasti langsung mikir dua kali. Kalau bukan karena ja

bisa merasakan dadanya sesak. Ama

angkan dirinya sendiri. "Ini semua karena Mama ... dan dem

menarik napas tenang dan mengusir

Detik demi detik berlalu, suara jangk

r berderit pelan ...

elangkah ma

sisi tempat tidur Ayu. Tanganny

ejap, bantal itu diangkat tinggi, siap diteka

et

*

ri sendiri, jika tidak dikendalikan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY