h ini dan jangan kembali lagi. Pastikan barang kamu semua
*
uanya jadi
song ke luar j
-layang, mencoba me
arga ini. Mungkin memang lebih baik aku mundur perlaha
acarnya, Ayu merasa keberadaannya di rumah itu semakin tidak nyaman. Hati
ya-perdebat
ari dokter yang terbaik buat Ibu. Jangan pakai ana
ia duga. Meskipun bukan pertama kalinya, te
tu per satu benang kusu
ang tak lengkap, ia menca
emakin sering datang ke
alu diiringi perdebatan-baik dengan
an. Dalam beberapa hari, kamu harus angk
us terngiang. Din
ceritakan semu
batnya itu memberikan s
ahu, kalau lo masih tinggal di sana, Ibu Lestari pasti ngebanding-band
ak membantah. Mun
enyarankan:
pung halaman. Pergi se
juga ia mengajukan cuti t
san tiket bus malam m
ik. Untuk semuanya. Unt
Tama mengeluarkan ultimatum kepada A
ni, rumah masi
tinitas seperti biasa,
n malam. Ayu sudah
m, menghampiri Ibu Lestar
mbantu wanita paruh baya
u?" tanya Lestari sambil be
dong," jawab Ayu sa
kampung dan pe
stari langs
rnah bosan. Kamu memang jago mas
an," ucap Ayu dengan nada me
Ayu menarik kursi dan mempe
buku yang paling
kasih,
diikuti tawa ringan Ayu y
lauk ke piring Ibu Lestari terlebih dahulu sebe
berbagi cerita ringan, dan menikma
ndah ke ruang keluarga. Ayu meny
ke tangan Ibu Lestari, Ayu membu
gi Ayu mau pulang ke ka
langsung ber
ndadak? Mama
-buru me
, cuti tahunan Ayu belum sempat dia
lama kam
sa lebih lama di rumah Mama," jawabnya sambil ters
ni mungkin buka
at tidak
cukup. Sudah waktunya memberi ruang bagi keluarg
ama kepergiannya, Tama bisa memp
elepas semua i
l tanggung jawab yang se
a diantar Tama saja? Ibu yakin, dia pasti
il. Matanya refle
t. Ayu udah beli tiket. Bes
tersenyum, p
takut. Tama itu, meskipun kelihata
-buru me
yu juga pulangnya bareng teman yan
san demi alasan untuk m
angkah mundur yang perlahan tapi pasti-dan ia t
kan sejak pagi. Besok pagi, ia hanya perlu membawa dirinya da
u Lestari. Ia menyandarkan kepala di pangkuan wanita itu, men
u. Jangan tidur terlalu pulas
belai rambu
mau balik lagi ke sini, Ibu mau kamu bawa mamamu
nyum, men
upa minum obat, dan makan yang teratur, ya. Ayu udah buatkan daftar me
ahagia, tanpa tahu bahwa Ayu diam
suara pin
l membawa kotak
Gimana kabar
"Tama bawain martaba
da Bi Inah untuk dis
yu buru-buru berdiri. Ia ingin
ara Tama
atkan k
ti biasa-datar dan tanpa emo
b Ayu singkat, me
as dan martabak ke ruang tengah, meny
a kasi
but, lalu menepuk-nep
ni, Yu. T
a terasa sesak. Ia ingin segera beranjak
u Lestari kembali m
g ke rumah mamanya. Ibu minta kamu a
tegas dan ta
etik. Ia tahu, jika menolak, i
khirnya. Terdengar malas dan terpaksa,
u dengan pandangan
dari pagi. Jangan ada yan
nggam cangkir di tangannya erat-seolah menahan se
dari dapur. Ayu tengah membereskan piring-piring kotor usai makan malam, mencuci
ah kaki terdeng
enoleh
tajam menusuk. Langkahn
elakang Ayu, mengurungnya di antara wa
'kan?" bisiknya de
dari rumah ini. Dan pastikan nggak ada sa
dingin. Nafasnya te
begitu dekat.
asa takut. Ia hanya mengangguk pelan.
u yang masih berlumur busa sabun ia angkat
jamkan mata, mengusap waj
si tak stabil, tubuh Tama kehilanga
pa tubuh Ayu d
terk
ereka
sempat men
ka saling
. He
ktu seolah
*
alah orang lain, agar tidak terjeb