img Aku Dokter Ibumu, Bukan Pembantumu, Mas!  /  Bab 5 NGGAK MAU IKUT CAMPUR | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 NGGAK MAU IKUT CAMPUR

Jumlah Kata:1409    |    Dirilis Pada: Hari ini17:33

h ini dan jangan kembali lagi. Pastikan barang kamu semua

*

uanya jadi

song ke luar j

-layang, mencoba me

arga ini. Mungkin memang lebih baik aku mundur perlaha

acarnya, Ayu merasa keberadaannya di rumah itu semakin tidak nyaman. Hati

ya-perdebat

ari dokter yang terbaik buat Ibu. Jangan pakai ana

ia duga. Meskipun bukan pertama kalinya, te

tu per satu benang kusu

ang tak lengkap, ia menca

emakin sering datang ke

alu diiringi perdebatan-baik dengan

an. Dalam beberapa hari, kamu harus angk

us terngiang. Din

ceritakan semu

batnya itu memberikan s

ahu, kalau lo masih tinggal di sana, Ibu Lestari pasti ngebanding-band

ak membantah. Mun

enyarankan:

pung halaman. Pergi se

juga ia mengajukan cuti t

san tiket bus malam m

ik. Untuk semuanya. Unt

Tama mengeluarkan ultimatum kepada A

ni, rumah masi

tinitas seperti biasa,

n malam. Ayu sudah

m, menghampiri Ibu Lestar

mbantu wanita paruh baya

u?" tanya Lestari sambil be

dong," jawab Ayu sa

kampung dan pe

stari langs

rnah bosan. Kamu memang jago mas

an," ucap Ayu dengan nada me

Ayu menarik kursi dan mempe

buku yang paling

kasih,

diikuti tawa ringan Ayu y

lauk ke piring Ibu Lestari terlebih dahulu sebe

berbagi cerita ringan, dan menikma

ndah ke ruang keluarga. Ayu meny

ke tangan Ibu Lestari, Ayu membu

gi Ayu mau pulang ke ka

langsung ber

ndadak? Mama

-buru me

, cuti tahunan Ayu belum sempat dia

lama kam

sa lebih lama di rumah Mama," jawabnya sambil ters

ni mungkin buka

at tidak

cukup. Sudah waktunya memberi ruang bagi keluarg

ama kepergiannya, Tama bisa memp

elepas semua i

l tanggung jawab yang se

a diantar Tama saja? Ibu yakin, dia pasti

il. Matanya refle

t. Ayu udah beli tiket. Bes

tersenyum, p

takut. Tama itu, meskipun kelihata

-buru me

yu juga pulangnya bareng teman yan

san demi alasan untuk m

angkah mundur yang perlahan tapi pasti-dan ia t

kan sejak pagi. Besok pagi, ia hanya perlu membawa dirinya da

u Lestari. Ia menyandarkan kepala di pangkuan wanita itu, men

u. Jangan tidur terlalu pulas

belai rambu

mau balik lagi ke sini, Ibu mau kamu bawa mamamu

nyum, men

upa minum obat, dan makan yang teratur, ya. Ayu udah buatkan daftar me

ahagia, tanpa tahu bahwa Ayu diam

suara pin

l membawa kotak

Gimana kabar

"Tama bawain martaba

da Bi Inah untuk dis

yu buru-buru berdiri. Ia ingin

ara Tama

atkan k

ti biasa-datar dan tanpa emo

b Ayu singkat, me

as dan martabak ke ruang tengah, meny

a kasi

but, lalu menepuk-nep

ni, Yu. T

a terasa sesak. Ia ingin segera beranjak

u Lestari kembali m

g ke rumah mamanya. Ibu minta kamu a

tegas dan ta

etik. Ia tahu, jika menolak, i

khirnya. Terdengar malas dan terpaksa,

u dengan pandangan

dari pagi. Jangan ada yan

nggam cangkir di tangannya erat-seolah menahan se

dari dapur. Ayu tengah membereskan piring-piring kotor usai makan malam, mencuci

ah kaki terdeng

enoleh

tajam menusuk. Langkahn

elakang Ayu, mengurungnya di antara wa

'kan?" bisiknya de

dari rumah ini. Dan pastikan nggak ada sa

dingin. Nafasnya te

begitu dekat.

asa takut. Ia hanya mengangguk pelan.

u yang masih berlumur busa sabun ia angkat

jamkan mata, mengusap waj

si tak stabil, tubuh Tama kehilanga

pa tubuh Ayu d

terk

ereka

sempat men

ka saling

. He

ktu seolah

*

alah orang lain, agar tidak terjeb

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY