uh tahun telah berlalu sejak ia meninggalkan tanah kelahirannya, membawa serta kepingan kenangan tentang seorang gadis kecil berlesung pipit yang berhasil mencuri hatinya dalam seke
h desa terpencil saat ia masih remaja telah membekas begitu dalam. Senyumnya yang polos, tatapan matanya yang penuh kehangatan, semuanya terukir jela
tirkan. Ada infiltrasi besar-besaran di berbagai lini perusahaannya, dari sabotase kecil hingga kebocoran informasi penting.
mbol kejayaannya, namun kini terasa seperti sarang musuh yang siap menerkam. Ia disambut oleh jajaran direksi dengan senyum formal dan tatapan yan
i permukaan, namun Axel merasakan ada yang ganjil. Pertanyaan-pertanyaannya yang tajam dijawab dengan evasif atau ali
. Ia membuka kembali sebuah kotak kayu kecil yang selalu menemaninya dalam setiap perjalanannya. Di dalamnya tersimpan sebuah foto buram seorang gadi
perusahaannya untuk melacak keberadaan gadis dari masa lalunya. Ia hanya memiliki sedikit petunjuk: sebuah desa kecil di Jawa Teng
penting mengalami penundaan misterius, dan informasi rahasia mulai bocor ke kompetitor. Axel merasa seperti se
ng mencekam, hanya suara napasnya sendiri yang terdengar. Ia merasakan kehadiran orang lain di ruangan itu, bukan
nya, suaranya menggel
n sentuhan dingin di tengkuknya. Sebuah kain basah membekap mulut dan hidungnya, membuatnya sulit bernapas. I
topeng memasuki ruangan. Mereka bergerak cepat dan terorganisir, jelas bukan amatiran. Axel
uah ruangan sempit dan pengap. Tangannya terikat kuat ke belakang kursi, dan kakinya juga diikat erat. Cah
san kejadian semalam berputar di benaknya.
enculiknya? Apakah ini ada hubungannya dengan pengkhianatan d
gan. Di belakang mereka, seorang pria dengan setelan jas mahal dan senyum sinis di bibirnya ikut masuk. Axel mengenali
a Reno dengan nada menge
tapan tajam penuh amarah. "
an itu terlalu berharga untuk disia-siakan. Dan kau
t!" desis Axel, merasa
Reno, mendekat dan berjongkok di depan Axel. "Selama ini aku selalu berada di bawah
emua ini sejak lama. Mereka memanfaatkan posisi mereka di perusahaan untuk melakukan sabota
sangat membantu rencanaku. Kau terlalu fokus pada masa lalumu
mana Reno bisa tahu
a dan telinga di mana-mana. Termasuk di antara orang-oran
a selama ini justru menjadi celah bag
tanya Axel, berusaha tetap tenang me
Kau masih terlalu berharga. Aku akan menggunakanmu untuk mengendalik
dinding ruangan, menampilkan grafik dan data perusahaan. Reno mulai menjelaskan rencan
ang yang selama ini ia percayai ternyata adalah musuh dalam selimut. Usahanya
elarikan diri dan mengungkap kejahatan Reno dan komplotannya. Ia juga tidak boleh melupakan tujuannya yang lain: menemukan "Mentari Kecilnya". Mu
dan merebut kembali apa yang menjadi haknya. Pertarungan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Bayang-bayang pengkhianatan dan kerinduan akan masa lalu akan menjadi bahan bakar semanga