img Janda Rasa Melon  /  Bab 1 Tantangan Mendebarkan | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Janda Rasa Melon

Janda Rasa Melon

Penulis: Citra Cinta
img img img

Bab 1 Tantangan Mendebarkan

Jumlah Kata:1576    |    Dirilis Pada: 26/07/2025

n, bukan cerita

saat kamu masuk lebih dalam, kamu akan tahu, ini benar-benar

lam. Tentang cinta, keraguan, dan cara memah

o,' tapi juga merupakan cermin untuk lebih bersikap terbuka, penuh perh

erenung di setiap bab

*

belakang rumah, berbagi segelas kopi dan dua batang rokok kretek. Angin bertiup

batang pohon, lalu menatap R

atanya ringan. "Wajahnya cerah terus. Senyumnya itu

. "Mungkin karena kerja di t

dandan, toko mainan sama. Tapi istrimu memang beda. Cantikny

sekilas. "Kamu nak

Lagian bukan cuma aku yang bilang, semua orang juga bilang begitu, Jat. Kamu j

lit ditebak apakah ram

yang awalnya cuma kagum,

tangga dan sahabatmu walau usiaku jauh lebih tua. Masa iya aku mau ganggu rumah t

situ, Ndri. Kadang rumput tetang

mu, Jat. Hebat bisa dapat istri yang bahk

ketinggian memuji

berdiri. "Udahlah, Jat. Nanti

inggal puntung, tapi pikirannya belum habis terbakar. Kata-kata Andri baru

ja. Rijat tahu betul sifat Andri-pandai bicara, percaya diri, dan... menarik. Beberapa bula

na pernah kerja di pelabuhan. Sekarang kerja serabutan: ojek, bangunan, atau bertani

ah berpikir hal yang

h. Ia belum tahu apakah ini wajar, atau awal dari sesuatu yang tak bisa ia hentikan. Tapi ia sadar, akhir-a

i senja, dan

warung Bude Sus, mertuanya Andri. Tapi langkahnya terhenti di dekat pos ronda. Dari

tertawa. "Tapi aku yakin istrinya itu kurang puas. Lihat aja cara senyumnya

t itu penuh gelora. Cara dia megang tas, lirikan matanya-itu

beda? Hahaha..." Duduy terp

Bukan takut, tapi malu. Karena sebagian kata-kata mereka memang terasa seper

unya anak. Tapi ya, tahu sendiri si Rijat gimana. Istrinya penuh gairah dan se

Rijat minta bantuan kita buat...

Duy. Jangankan satu anak? Sepuluh kali j

a sesak. Ingin rasanya menerobos semak, memaki, memukuli mereka, tapi tubuhnya

n pos ronda, tapi lagi dan lagi bukti kebenaran yang nyata. Refleksi dari bun

urgensinya. Yang lebih mendesak adalah menjawab satu per

ta-kata Andri dan Duduy terngiang berulang-ulang di benaknya. Sepert

r. Di sana, Vina, istrinya, duduk santai di atas ranjang, ponsel di tangan, senyum-s

am. Ingin bertanya, "Sedang chat sama siapa?" Tapi lidahnya kelu

pelan, tapi sang istri tak menoleh. Jemarinya tetap si

at serak, "Boleh a

nci ponsel. "Apa, M

lalu mengusa

uduy, mereka sering gan

namanya juga lelaki. Kadang celetuk, go

Tapi kamu... ngga

angan diladenin, tapi juga jangan bikin m

ligus menusuk. Rijat memaksa

pa nanyanya aneh-an

Gak apa-apa. Cuma..

dan Duduy: godaan, tawa, bisikan tentang gairah istrinya. Ia menatap ponsel Vina-kosong

tapi di dalam dada masing‑masing masih bergolak: Rijat dibelit curiga dan malu; sementara V

belum juga dikaruniai anak. Di luar, gosip tetap beredar, katanya sa

t dari jauh. Rijat tahu siapa istri dan dirinya, dan Vina pun tahu siapa suaminya. Mereka saling me

awal dua puluhan-kulitnya bersih, gayanya anggun, dan tutur katanya lembut. Ia memang perempuan kota,

rah hidup. Vina hadir seperti bayangan indah yang sulit digapai. Vina

at jadi tempat tinggal mereka. Ayahnya kini tinggal bersama anak perempuannya di kota

ndangi istrinya dengan cara yang tak pantas. Tapi ia perc

luas, tanahnya subur, Vina pun punya kerja sampingan memabntu usaha Bude

h hidup dan berwarna, walau godaan justru semkin hebat. Semua dilakukan Vina dengan senang hati, t

Vina terlalu cantik untuk ukuran perempuan kampung, sementara Rijat terlalu sederhana untuk me

tanya: bagaimana bisa wanita secan

rdampingan. Tak pernah membalas cemooh, tak juga membanggakan diri. Karena mereka tahu, perbedaan

a mereka sadari, badai kecil mulai berdatangan. Tak dengan teriakan ata

yang suatu saat mu

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY