ng marah dengannya. "Ayah, sudah memasakkan makanan favoritmu. Ayo, turunlah
setengah tubuhnya yang terasa keding
on menghela nafas lelah. Ia melang
engan perintah ayah?" Harrison sekali lagi mengingatkan Zeva, yaitu tentang kencan di hotel Savoy
mpai ayah memaksaku begini!" Zeva mengacak rambutnya frustasi. Andaikan laki-laki itu adalah kekasihnya, maka denga
kannya terasa begitu pas dan nyaman, seolah memang diciptakan untuk dirinya. Ia memutar sedikit badannya, menikmati bagaimana kain itu bergerak anggun mengikutinya.
ertunduk, jemarinya meremas ga
ingkarkannya dengan santai di lengannya sebagai antisipasi dinginnya malam. Sebelum melangkah keluar, Zeva menarik
*
balik kaca mobil. Kali ini, ia tak bisa kabur melarikan diri atau mencari alasan berbohong karena Har
elip. Memang ia tidak tau tipe pacar Zeva, marga keluarganya, pekerjaannya. Ia tidak ingin Zeva hidupnya kekurangan. Selama i
Harrison. Terlalu berat untuk hatinya. 'Tidakkk! Aku tidak akan pernah mengakhiri hubunganku. Aku tak p
dari spion. "Jangan melanggar perintah ayah.
Bukan milih laki-laki lain dan menjodohkanku!" Zeva menggeram kesal. Seenaknya
ik. Dan kehidupanmu pasti bakal terjamin," ujar Harr
tinya membantah kata-kata Harrison, dirinya tak ak
*
menyoroti gril Pantheon yang kini hitam legam, menambah kesan misterius. Cat 'Black Diamond' pada bodinya memantulkan gemerlap kota dengan riak kemewahan. Saat berhenti, panjang monumental dan proporsi rendahnya me
Savoy. Zeva menyelipkan helaian rambutnya di telinga kanannya.
ap, kamu dan dia bisa cocok," senyuman tipis penuh harap terpatri di bibirnya.
pada sebuah mobil BMW putih saja. Ia bisa menduga, itu adalah mobil laki-laki yang a
ki hotel Savoy. Namun, pikirannya masih teringat dengan mobil B
n satin sutra berwarna emerald green membalut tubuhnya dengan anggun, jatuhnya kain yang lembut mengikuti s
ka melihat sosok laki-laki
sih dengan pikiranku?' Zeva membatin
ocktail red wine di sebela
ya tersenyum. Tanpa menoleh, "Kamu sud
ndarkan punggungnya. "Iya, aku mendatangi mimpi burukku sendiri," seakan semaki
pannya sangat sinis seperti tidak menyukainya
dak ada
u terlalu bodoh, terlalu membosankan jika menyibukkan diri,' ia berkata dalam
epeser pun. Jadi, berterima kasihlah kepadaku," ia menyeringai menggoda
berkencan denganku. Dan.
ga habis. Sepertinya, semua hidangan ini harganya mahal. Ia bisa memperkirakan, la
mu," tak habis menggoda, terlihat sangat menarik dengan respon perempuan i
di parkiran itu. Mobilmu?" Mata Zeva menyipit menyelidik. Ia s
ukan dengan mata hazel yang cantik. "Kenapa? Apa
gga beberapa makanan meloncat sedikit.