tapi lumayan untuk keuntunganku," ia membasahi bibirnya, dari sekian banyaknya perempuan y
i di hadapannya. Ia bukan sukarela mela
ikan hidupmu bahagia, Zevanya," ia sangat mengenal Zeva. Meskipun t
a menjauhkan tangannya. "K-kamu siapa?" Ia bertanya gugup. Ia ti
dengannya, maka tidak dengan siapapun,' hati kecil Ze
ti Zeva seraya berbisik. "Aku? Bahkan kita pernah
nalmu, brengsek!" Zeva mendorong laki-laki itu, nafa
a dalam hati. Bukannya menyerah, ia
siapa aku. Bersiap saja besok
u dengan laki-laki kurang ajar ini,' suara hati Zeva mendidih panas. Hidup
k dari duduknya dan pergi meninggalkan tempat itu. Hidangannya
tau siapa a
*
benar berantakan, make up cantiknya luntu
ma, ini aku perjalanan pulang," Darrel mematikan pan
elihat sesosok perempuan yang berjalan send
nya. Melangkah keluar
yan
a menyeka air matanya. Ia berbalik, mendapati Darrel yang masih mengen
ngnya berdebar-debar tak karuan. Di waktu yang tak terduga ia bertemu dengan Darrel. In
epas pelukannya, tangannya membingkai wajah Zeva. Mata hazel c
a, ia tak mempedulikan maskara dan eyeliner Zeva yang sudah luntu
eritakan yang sebenarnya pun ia tidak tega.
erin pul
kuat. "Jangannnn! Aku..
imi pesan kepada mamanya kalau i
t. Aku tidak sempat pegang ponsel. Maaf ya sayangg," bibir
*
ang. Darrel menyuapi Zeva makan. Wajah cantik yang tadinya sedih se
anya Zeva jalan sendirian apalagi di malam hari. Ia kasihan dengan Zeva. Hatinya
ahal ia dari hotel Savoy dan berkencan bersam
arrel kurang pua
taksi gak ada," sebisa mungkin Zeva tenang dan tida
kamu. Kalau butuh apapun, jan
enyum. "I
t tangan Darrel. Ia tidak mau kehilangan Darrel. Hati
ai rambut Zeva. "Aku menci
rrel, lebih baik ia pulang sendiri. "Eum, maaf aku tidak bis
kan kamu sampai rumah. Jangan pulang sendirian, sayang. Ini sudah malam,
kut Harrison tau jika pulangnya diantar Darrel. Harrison pasti marah besar, dan akan menanya
ng," wajah Darrel memelas gelisah, pikiran negatifnya yang kemana-mana jika Zeva pulang sendiri, terlebih
k, tentu saja ia ingin d
*
mah, Zeva meminta Darre
mobil terburu-buru. Kepalanya menoleh mengawasi sekitar m
seperti menghindarinya. Padahal ia tidak berniat mampir ke rumah
aikan tangannya dan memberi kecupan jauh, Zeva pergi mempercepat langkahnya menjauh d
alaman rumahnya yang kosong dan tidak ada mobil Rolls-Roy
ini Zeva bisa tenang di rumah tanpa takut di in
pi ranjang. Sungguh melelahkan hari ini. Kencan tadi mengur
mencari ponselnya di dalam tas selempang.
Zeva bimbang harus me
asi pesan da
! Ayah mau bicara ha