img Cinta Palsumu Menghancurkan Hidupku  /  Bab 3 Hujatan | 6.98%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Hujatan

Jumlah Kata:1216    |    Dirilis Pada: 07/08/2025

tnya, sebuah simbol harapan yang kini terasa begitu rapuh. Artikel di majalah gosip itu, meski Reza sudah merobeknya, meninggalkan jejak yang dalam

k-bisik dan tatapan-tatapan sinis. Beberapa rekan kerja yang biasanya ramah kini m

cangkir kopi. "Jangan pedulikan mereka, Dewi," ucapnya, menyodorka

aimana saya bisa mengabaikannya, Reza? Semua

pa yang lebih penting? Pendapat orang lain yang

a selalu tahu cara menenangkan badai d

kerja keras dan integritas. Kalau mereka ingin menjatuhkan saya, mereka harus b

n pekerjaan, tapi juga perlindungan. Perlindungan dari dunia yang kejam, yang hany

sain-desain yang ia buat, mencoba meluapkan emosinya ke dalam karya. Ia melukis

, dengan subjek "Peringatan Terakhir". Isi email itu adalah foto-foto lama dirinya bersama Pratama, foto-foto yang menunjukka

a tahu, ini adalah ulah Clarissa, yang tidak terima karena

email itu, rahangnya mengeras. "Clarissa memang keterlaluan,"

akan membuat masalah semakin rumit

n tatapan penuh tanya

wi, dengan suara yang tegas. "Saya aka

i meyakinkannya. "Saya sudah tidak takut lagi. Saya sudah l

atang dengan senyum sinis. "Oh, jadi akhirnya kau menyerah?" ucapnya, "S

idak datang untuk menyerah, Clarissa.

pa? Kau hanya seorang wanita simpanan yang dibua

dengan suara mantap. "Tapi aku punya hak atas hidupku

ebarkan foto-foto itu? Bagaimana jika semua orang tahu, k

yang bergetar namun tetap tegas. "Sebark

tidak menyangka Dew

ggu kalian. Tapi tolong, jangan ganggu aku lagi. Aku sudah memulai hidup

erah. "Kau... kau

ah. Lelah dengan semua permainanmu, lelah deng

idak akan menghapus foto-foto itu, Dewi

aku sudah jujur pada diriku sendiri. Sekarang, gi

a tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah

ng menemui Reza. "Bagaimana?" t

eksama. Setelah Dewi selesai bercerita, Reza memegang

Dewi, "Saya tidak tahu apa y

akan ada di sampingmu," ucap

l. Hujatan dan cemoohan kembali datang, bahkan lebih parah dari sebelumnya

mahnya, mematikan teleponnya. Ia merasa malu,

Dewi tidak membukanya. Reza tidak menyerah. Ia menunggu di depan

atanya sembap, rambutnya acak-acak

u sendirian," jawab Reza, "Saya akan a

mereka, Dewi. Mereka tidak tahu apa-apa. Saya tahu kamu bukan seperti y

n terakhir. Dewi menangis, menumpahk

l. Ia mengajak Dewi duduk di ruang tamu. "Ayo, kita melukis. Kita c

a melihat cinta. Cinta yang tidak menghakiminya, cinta yang

pemandangan-pemandangan indah, melukis mimpi-mimpi baru. Reza melukis wajah

duli dengan apa kata orang. Ia tidak lagi peduli dengan masa lalu. Ia hanya pedul

"Dewi," ucapnya, "Saya tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi

ata Reza, dan ia melihat ketulusan yang sama seperti saat pertama kali mereka

nyum yang sudah lama hilang dari wajahnya. "

arapan. Hujan sudah berhenti. Matahari sudah terbit. Dan Dewi, akhirnya

akan menghadapinya bersama. Sebagai satu tim. Sebagai sepasang kekasih. Sebagai dua jiwa yang d

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY