img Bayangan Luka di Balik Seragam Putih  /  Bab 3 Penyelidikan Kembali | 13.64%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Penyelidikan Kembali

Jumlah Kata:1028    |    Dirilis Pada: 12/08/2025

nggantung kelam

alu di balik awan tebal yang menggu

enyapu jalanan kota dan menyus

Matanya justru tampak lebih tajam dari biasanya-

lusuri gang belakang sekolah, tempat di mana pagar

tas, lalu melompat masuk ke dalam area

ting pohon dan suara gesekan d

m diam, tampak seperti raksasa

an, melewati taman kecil yang penuh tanaman

jelas, ruang guru d

di pagi dan siang hari, tapi

n suara langkahnya yang pelan sekalipun terdeng

letak agak terpisah d

atan kecil di atas kolam hias yang sekara

bahkan ketika kayu lantai jembatan itu

kaca ruang guru. Terk

pin kecil dari saku jaketnya-alat seadanya yang

aja, hanya butuh beberapa menit sebelum kun

ak keluar- perpaduan kertas lama, tinta,

takut dalam

ajam, dan dorongan dalam

membiarkan pintu menut

membuka laci demi laci, membaca setia

hanya tentang

paling gelap- tanpa peduli seberapa dalam ia harus

at dingin mengalir dari pelipisnya

hampir semua laci, lemari, dan tumpukan ber

Tak ada catatan jadwal yang te

bisa membuka sedikit celah ata

nyaris tak terdengar, tapi

sejenak, tangan menge

semuanya? Kenapa gak ada jejak sama sek

uatu- melempar kursi, menjungkirkan meja- tapi dia tahu, s

lu

Tap..

Berat. Terat

ajamkan telinga, memastikan suara itu bukan hanya ilusi. Tapi lang

tp

waktu, Aldian

a dan cukup besar untuk menyembunyikan tubuhnya. Nafas

kl

tu dicoba.

Tok

erat satpam memecah kehe

ak ada bayangan masuk..." gu

ngintip ke dalam ruangan. Mata tuanya menyipit,

an. Tak ada bayang

rti selamanya bagi Aldian, langkah kaki

menyerah dan melanjut

ang, Aldian keluar perlahan

kembali laci- laci yang sempat ia buka, merapikan

etidakteraturan bisa m

bali melewati lorong gelap, menyeberangi jembatan keci

ap, seolah angin malam sen

apa- apa, malam itu justru s

sembunyi selamanya?

r lemah saat ia mendorong pi

angnya. Malam sudah larut, tetapi mata lelaki itu masih menyala-buka

tamu, lalu menjatuhkan diri di kursi

a, dingin merambat masuk

ba meredakan denyut sakit di

ika, dalam

uncir kuda, munc

polos... tapi jug

l ketika gadis itu menjelas

arusnya mengganggu pi

gusap wajahnya kasar

muncul di kepala gue..." gumamny

nnya, mengaburkan batas antara kenyataan dan

enepis per

tunya goyah," bisiknya p

a yang mereka lakuin

langit- langit rumah. Matanya tak menyala kar

keluarganya harus nger

aran kursi kuat- kuat, hingga

stikan mereka semua ngeras

ap tak bergerak. Dingin tak mempan untuk membeku

hanya ada satu yang tersisa

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY