asisten sutradara memberi aba-aba, membunyikan se
poni gue b
Cu
n, membuyarkan adegan yang sedang dijalani Gun dan P
, muka lo juga terlalu datar," tegurnya. "Walaupun harus sesuai naskah tapi gue butuh lo improvisasi,
mpai itu tampak meringis. "Sorr
a Prily dan Gun, wajah laki-laki itu kelihatan kecut, sudah hampir dua jam
o pelajarin naskahnya la
urut dan melangkah menjauh dari set untuk duduk di ba
ke arah Gun lalu melakukan sebuah adegan membuat kopi. "Gue mau chemistry kali
gan berapi-api, lalu matanya meminda
, si
n kiri kemudian menunjuk
siapa lagi?" katanya. "Gue butuh orang l
da Ed, lalu perlahan melangkah mendekat, mengern
a island." Pak Wisnu s
u. Kupandang wajahnya yang juga sedang memanda
a?" tanyany
a. Berdiri di depan island sementara
arang Gun lo tahu
a kurasakan sebuah tangan menyentuh ringan pi
L
a nggak begini, terus k
di layar." Pak Wisnu tampak semangat bergegas kembali
n berakting, dan tiba-tiba dipanggil untuk sebuah contoh di
g rapat
ku me
bahkan tidak sanggup ber
ungku berdegup kencang menyadari betapa dekatnya wajah kami. Aroma musk parfumnya seketika menyerbu indera penc
rteriak. "Pertahankan,
apa, S
tidak yakin harus menjawab apa, syukurlah Pak Wisnu tidak berteriak menyuruhku untu
a, mengerling pada
, b
gkusan itu dan menggoyangk
u meng
mu buatkan
ku
alurnya, menerima uluran mug ber
, Gun sudah membalikkan tubuhku, lalu kedua lengannya berada
megap
Mita," b
ik napas,
kat m
u malahum ke
irku
bukan men
ggak bis
ggak bis
saya nggak b
at my
u cerah, lengannya terasa membujuk agar tanganku teran
ghidu aroma kopi di mug sebelum perlahan
Ap
orong pelan mug itu, ak
ap-s
ima
mengulangi per
ari island, lalu mengangkat sebelah tungkaiku seperti gerakan dansa, mataku so
itu datar, tapi kini dia tampak berbeda, begitu hidup, begitu ceria, begitu m
Cu
pas tungkaiku begitu saja, tubuhku sempoyongan. Aku
s Gun,
bagus? Laki-laki itu
engan chemistry, ekspresi Mbanya jug
nyebutk
un, laki-laki itu sudah menjauh dan sedang dipasangkan jas oleh Ed. Saat aku mendekat semua
di ruangan, kita
ludah sus
ilah
*