V R
kamar yang terasa begitu sesak dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Ku lihat Mas Wilan sedang ada di dap
aku pelan tapi tetap
Rum. Aku lapar, tapi di kulkas cu
tin makana
engan tatapan aneh. "
alau
t'lah. Mak
duduk aja, M
dengan dia lagi. Aku bergegas mengambil bahan yang masih aku hafal dimana letaknya dan segera memasak untuk Mas Wilan. T
yum tulus dan beranjak pergi. Namun
emani aku makan,"
as Wilan dengan lahapnya memakan nasi goreng buatanku yang dulu menjadi favoritnya. Beberap
, Rum. Tanganmu masih aja
erah mendengar pujian dari Mas Wilan.
megang tanganku, tapi dia bahkan sudah menarikku dalam peluk
bisikan. Tubuhku menegang, tak tahu har
aja, Rum. Aku kangen bange
ikmati aroma laut di tubuhnya yang diam-diam ku rindukan
bahwa dia bukanlah milikku lagi. Mas Wilan tampak k
Kita sudah bukan suami istri la
engelaknya. Mas Wilan perlahan melumat bibirku dengan lembut. Aku rindu sekali, ciuman yang dulu setiap
namun tak berhasil. Akhirnya aku pasrah. Bolehkan kali ini aku menumpahkan kerinduanku. Sejenak
ya mencoba membuka kancing piyama yang ku kenakan. Mas Wilan melepaskan ciuman di bibirku lalu berpindah ke area leher. Mencium dengan gemasnya dan meninggalkan jejak kepemilikan disana. Puas bermain di area leherku, Mas Wilan beralih dengan menghisap puncak benda kembar
n." Seketika Mas Wilan b
epas kontrol. Sor
Ya Tuhan apa yang baru saja aku lakukan. Sesampainya di kamar a
*
nya aku akan menggunakan taksi online untuk menuju stasiun. Rasanya aku
ruang keluarga karena ku dengar sayup suara Mama Arini dan Mas Wilan disa
di dapur semalam," ucap Mama Arini. (Jangan kira Ma
n Wila
dosa kayak gini ini. Kalian sama-sama single to?" (Bukan begitu, Nyo. Kamu masih cinta 'kan sama Rumi? Kenap
k secepat itu." (Kita perlu waktu,
malam itu apa? Apa hanya
harus pastikan juga perasaane Rumi, Ma." (Bukan begitu. Iya Wilan akui, Wilan mema
ra berdua ya." (Ya sudah, c
emuaskan Mama Arini? Masih sangat jelas di ingatanku bagaimana dulu dengan mudahnya dia mengucapkan kata talak. Aku jadi kesal men
" tegur Mama Ari
mau pamit. Keretanya 1
a. Tunggu," ucap Mas Wilan s
, aku naik taksi aj
n yang antar ya." (Lohh jangan gi
k papa. Mas Wilan 'k
am 8. Tenang ae ya." (Ini masih jam 6,
dan menuruti kemauan Mama Ar
esetiaan Mbak Retno mendampingi bisnis Mas Wilan dari awal. Mbak Retno adalah teman Mas Wilan saat kuliah. Di mataku Mbak Retno adalah orang yang sangat baik. Dia juga menjadi tem
tku. Wajar saja, aku yang sudah 3 tahun berpisah dengan
mi?" tanya Mba
k Retno.
kok tiba-tib
Mbak ce
nya udah siap,"
i dulu ya. Mau
Hati-hat
lalu memeluknya. Rasanya ingin menangis, memang benar rindu ini belum u
ukanku, menghapus air m
mu, Rum. Kalau ada waktu main
pamit ya, Ma. A
pa wanita-wanita di rumah ini semuanya mengingatkanku pada Mama. Aku menghela na