V R
mi Rahardjo dikabulkan, mulai hari ini saudara William Alansyah dan saudari Gayatri Ru
tiga kali. Aku meng
ia, hidupku akan berlanjut dengan kebahagiaan," ucapku dalam hati. Memandang wajah mantan suamiku sekali l
*
itasku. Aku sudah mulai terbiasa, aku tak peduli orang mau bicara apa tentang aku, yang jelas aku tidak minta biaya hidup dari
saja. Ada beberapa pria yang mendekatiku, mayoritas mereka pengusaha dan selalu tertawa jika aku mence
all di Jogja. Aku memilih berada di salah satu Cafe dalam
t trip udah nutup?
ma uang saku juga
pria kaya itu mau beli asuransi atau seked
i janda dong
na beberapa kali mengetuk meja dan menjitak kepalanya. Aku hanya terseny
yeng dari tadi nggak ada tar
sih? Nggak usah deh, p
yang mau jadi suami, hahaha.
dah ditangan. Aku memang sengaja menunggu dan melihat baristanya meracik minumanku. Saat aku memb
asti kamu, Rumi," s
Prasetya?" tan
k nyangka ya ket
, udah lama baget. L
tulan lagi ada
h,
nggak? Kamu
tunggu ya." Aku me
uk kemudian kembali ke mejaku. Tak lama Nina memutuskan p
rismatik, lucu dan juga tampan. Teman-temanku dulu bahkan menyebut
itu. Aku cukup beruntung bisa mengenalnya dan berteman baik dengannya hingga lulus. Namun setelah itu Henry kembali ke kota asalnya yaitu Malang. Kami putus komun
sebagai Manager di salah satu perusahaan ekspor-impor di Surabaya. Selama Henry mengurus pekerjaannya di Jogja, kami jadi sering bertemu untuk sekeda
i ke Surabaya," ucap Henry lembut. Terli
. Kan udah ngo
agi dengan kamu," lanjut Henry dis
ebih ke seneng sih
a hal yang aku sembuny
kamu suka sam
napa? Ada
bener?
er,
, Hen? Nggak
u. Aku 'kan nggak n
ik matanya, namun aku tak menemukannya. Aku cukup terkejut mendeng
da, Henry," u
gin menikahi kamu Rumi. Aku sudah menahan perasaan ini sejak kita kuliah. Aku rasa Tuhan merestuin
ti lagi, berumah tangga lagi. Tapi aku ng
kamu siap. Jadi kita
Gim
acaran,
, Sa
ggak ada yang ma
ya, hari pertam
hah
i wanita munafik. Aku ingin memberi kesempatan pada Henry untuk membuktikan ucapannya. Siapa tahu Tuhan memang mengirim
*
a bisa membuatku senyum-senyum sendiri dan membayangkan kebersamaanku d
bak Nina yang sia
gkat bahu, tak memberi
i-lagi tak memberi jawaban pada Nina yang super kepo
kin bisu ya?" s
h marah-marah a
cuma angkat bahu 'lah, ngg
sama Henry, lalu menunjukkannya pada Nina.
, Rum. Wong ngendi iki?" (Ya Allah, Gusti
Nina. "Malang, tap
alo sama yang ganteng kayak gini. Dari pada Pak Gal
yang telah beberapa kali secara terang-terangan menyatakan jika menyuk