V R
api aku masih bersyukur karena kebusukan Henry terbongkar ketika aku belum men
datang lagi suatu saat nanti," monolo
i lagi. Ya, taman sakura favoritku. Tempat yang selalu berhasil membuatku tenang, dul
i-lagi aku harus pergi membawa luka hati. Apa aku tak pantas
Seorang pria tepat di belakangku. Pria yang sesungguhnya
Wil
eh aku duduk di situ?" Aku menggangguk dan Mas
erangkat, Mas. Ka
ingat kejadian semalam, aku khawatir dengan perasaan
anku dengan Henry sudah cukup serius. Tapi, ya aku harus lupakan.
g. Beliau orang yang sangat baik sekali. Pernah me
tahu dari mana kal
yang di Jalan Paris, ternyata sudah ditempati oleh Mas Karno
karena dia percaya suatu saat aku
ungin aku waktu Mam
angat berat buat aku. Ngga
abaya. Aku nggak tahu apa kamu akan kesini lagi atau t
uaku dulu memang tinggal di Singapura un
ini Mama di Su
gima
nap
h. Tapi aku nggak
Aku meraih tangannya tapi segera aku lepaskan. Mas Wilan
ti dengan mobil sport keluaran terbaru sebuah brand ternama. Yang ku tahu harganya miliyaran rupiah. Dulu
s Wilan karena aku tak
sedikit jauh. "Maaf, Mas. Aku nggak papa kok." Aku segera
t berdebar seiring dengan kenangan-kenangan yang mulai hadir kembali
ah Mas Wilan. Aku memejamkan mata
o,
a,
u bagai roll film. Tentang indahnya pernikahanku dengan Mas Wilan hingga hari kemurkaannya menalak cerai aku. Interior yang masi
da inilah yang memelukku erat hari itu saat Mas Wilan mengucapkan talak lalu pergi menin
Dia adalah Mama mertuaku, dulu. Aku juga segera memeluk beliau. Aku ingin tertawa sebenarnya mendengar Mama Arini menyeb
iapa ka
tu depan. Aku memang masuk lebih dahulu karena Mas Wil
ini selalu memanggil Mas Wilan dengan seb
ya. Minda masak apa? Aku l
an dulu." (Ya sud
isahan itu. Dan hal yang sangat aku hindari terjadi. Mama membahas masa lalu kami dan tak
mu Mas Wilan di restoran steak itu, dia duduk bersama dengan seorang perempuan. Se
uda dan cantik dibandingkan denganku. Cocok den
mitan pada Mama dan lagi, beliau menangis. Memintaku untuk t
rluan besok, jadi nggak bisa
sama Rumi." Kali ini Mam
anak ini sedikit menyebalkan. Dengan berat hati kuputuskan un
usahain ya, Rum." Aku tersenyum menanggapi ucapan Mama Arini.
*
antar Mas Wilan. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Mungkin dia sedang berkonsentrasi dengan kemudi. Tapi aku, aku
Scientist sangat berhasil membawaku kembali ke masa lalu. Membuat rindu akan masa itu semakin besar. Mas Wilan memang seng
t bernyanyi jika mendengar lagu
enatap Mas Wilan dan dia pun juga seda
i? Masih suka 'k
agi sakit tenggoro
sakit? Mau
vitamin sama banyakin air
mengangguk kemudian memejamkan mata