img Istri Simpanan Itu Akan Menyesal  /  Bab 2 ruangan itu menjadi markas | 7.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 ruangan itu menjadi markas

Jumlah Kata:1323    |    Dirilis Pada: 20/09/2025

ng kerja pribadinya-ruangan yang selama ini menjadi tempatnya menulis artikel untuk media gaya hidup, menyusun proposal proyek sosial, atau sekadar mel

aksi kartu kredit, riwayat hotel, bahkan menyusup ke email kerja suaminya-semua dengan ketelitian seorang detektif. Di balik a

tahap pertama

usahaannya. Nayla ingat, setiap kali rapat, Radya selalu datang dengan kemeja lengan digulung, senyum separuh sinis, dan tatapan mata yang se

at dengan Radya, dulu. Ironis, mengingat

sedang berlangsung, dan Nayla berdiri anggun di antara kerumunan, mengenakan gaun hitam sederhana yang menonjolkan siluet tubuhnya de

ntai pada kurator yang juga temannya. Ia menunggu dengan gelas champagne di tangan

au bukan Na

tuk senyum. Ia berbalik, menemukan sosok Radya berdiri di sana dengan jas navy tanpa das

menyapanya tena

m, memperlihatkan lesung pipi samar yang dulu membuat banyak staf perempuan di ruangan rapat mend

perti kutipan dari novel eksis

"Terserah kamu

hkan tentang kemacetan Jakarta yang seolah tak pernah berubah. Nayla memainkan peran "diri lama"-nya dengan lihai-yang cerdas, sedikit sinis, dan t

eka berdiri di balkon galeri, memandang j

... beda," ujar

kat alis. "Be

perti cermin retak-masih indah, tapi menyim

rhasil membaca sesuatu yang bahkan ia sembunyikan rapat-rapat. Ia harus hati-hat

orang berubah," j

ut minum di tempatku? Masih banyak hal yang ingin

ak. Ini terlalu cepat? Mungkin. Tapi kesempatan seperti ini tidak data

," katany

a malam Jakarta bagaikan lautan cahaya. Interiornya minimalis, maskulin, dengan dominasi hitam, baja, dan kayu gelap. Sebuah rak besar

ngkah masuk, melepas stiletto-ny

sahut Radya sambil menuangk

oreksi sambil duduk di sofa kulit

atu kaki terlipat santai di atas sofa. "Jadi... kenapa kamu

k. "Mungkin," jawabnya ringan. "Atau

a kecil?" Radya menatapnya tajam.

is itu menuruni tenggorokan. "Mungkin aku hanya but

pernah lepas dari wajahnya, dan Nayla tahu, dalam hitungan hari, ia bisa membuat pria ini jatuh. Itulah tujuannya. Membu

ukan hanya karena dendam, tapi juga karena Radya berbicara padanya seolah i

cualian," ujar Radya akhirnya. "Di

alingkan wajah, pura-pura tertarik pada lampu-lampu ko

" Radya menjawab

r bertukar pesan larut malam tentang film dan buku. Nayla memainkan perannya dengan hati-hati: cukup menggoda untuk

uah lounge eksklusif. Radya duduk di sampingnya, sangat dekat, bahunya menyentuh bahu Nayl

a, "setiap kali kamu tertawa, kelihatannya kamu

a te

jut Radya. "Dan itu... entah ke

, menjaga jarak. Tapi malam itu, dengan nada saksofon yang melankolis dan gela

hampir lupa kenapa ia melakukan semua ini. Lupa bahwa setiap detik bersama Radya

irnya, tidak me

hadiri gala dinner perusahaan-acara penuh media dan pengusaha p

im pesan

tner in crime

as dalam hit

am berapa

an TV berseliweran. Nayla turun dari mobil Radya dalam balutan gaun merah tua backless yang membungkus tubuhnya seperti cairan api. S

bukan akting

ng ruangan-mata yang melebar, kaku, lalu menyipit dingin. Nayla merasak

lalu menyentuh punggungnya ringan saat mereka berjalan. Kame

nggun, dengan senyum beracun, dan dengan rasa nyaris bebas

ru per

dan ia tidak akan berhenti sampai Ra

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY