te Meta kem
tangan Tante kan kecil... cukup nggak ya?
gat dingin mulai mengalir di pelipis. Rasanya mustahil ini benera
i lagi, kali ini jelas, se
sialnya, sesuatu di balik kain jarikku yang sempit itu malah ikutan berdiri. R
-buru menyilang lagi di depan. Ta
dengan pandangan yang sulit kuterjemahkan. Bibirnya terangkat sedikit,
kembali
gun? Lagi mau ngajak salam
pendek-pendek. Tanganku gemetar saa
a nyari yang bisa nenangin aja. Mun
membaca cepat, lalu matanya naik menatapku, lama. Seolah-olah hanya kami
masuk lag
ka... jangan bikin T
membacanya, bingu
el kembali
bikin Tante basah... padahal masih di san
palang berani, jari-jariku mengeti
ari sangkarnya, Tante...
mesum, sampai aku berani mem
depan, Tante Meta menatapku, matanya penuh tantang
r buat nampungnya deh. Tapi jangan bikin oran
pas tercekat, kain jarik di
han, aku bisa banji
makin ku
kaki dengan gerakan pelan yang sengaja dipamerkan. Senyum tipis menghiasi bibirnya. po
lesai akad, musik organ tunggal mulai lagi, tamu-tamu berdatangan membawa amplop. Ak
na, nyuruh sini, kadang sibuk memeriksa buku tamu. Dari luar, ia tampak seperti panitia haja
r tamu, tubuhnya merapat sedikit. Jari-jarinya
ngannya tiba-tiba mencubit halus di sisi pinggangk
hendak mengecek kertas di meja tamu, tapi telapak tang
tapi dia sudah menjauh dengan wajah datar, seakan tak ada apa-apa.
an selangkangan, mencoba menyembunyikan reaksi bata
bergerak semakin meriah,
makan. Suasana agak santai, tapi tetap ramai oleh percakapan ringan dan canda tawa. Tiba-t
n buat kamu," katanya
. "Waduh, Raka dapat layanan VIP ini dari
khusus u
a, jadi udah Tante anggap anak send
kmati semangka itu. Suasana jadi lebih hangat; canda tawa tem
esai, panitia memberi kami waktu istirahat dan ganti pakaian. Malam nanti akan
ari lokasi hajatan. Veron ikut nimbrung, alasan k
i lantai dengan kaos oblong dan kolor,
kebaya hijaunya, lirikan matanya, cubitannya di pingga
rik ke a
tai. "Tadi waktu lu ikut ke masj
ajahnya curiga sekaligus penasaran. "Apaan, Bro? J
apakah harus cerita jujur soal chat a
asi lah. Sekalian jaga hubu
k ketawa, sampai ngep
DKT sama tante-tante gayany
dah ngebayangin dia bakal iri ata
g kenapa kalau PDKT?"
hat, lalu nyodorin ke mukaku. "Nih, liat! Lu k
o. Nama kontaknya jelas: Bu Lely. Tetangga kami, pan
ikin kup
ur, kamu jangan cuma lewat. Sekalian aja c
h belum puas ya semalam...
yang mau ketahuan. Yang pen
as pas aku cerita soal Tante Meta, ternyata d
h sparing di pojok taman belakang t
a Mbak Sri berani. Suaminya preman, g
u itu tantangannya, bro. L
ma Alisa, anaknya Tante M
okter Richard, kan? Kadang mereka main ke rumah si Yuda, ja
asa gue godain ibunya tema
ro, jangankan ibu teman, ibu tiri, menantu, ipar
eleng kepala. "Gu
rius setengah usil. "Lu deket
n deket, satu kelompok belajar, sering main juga k
pat kesempatan emas, Tante tajir yang ngebet d
rsalah masih menghantui, tapi di sisi lain, hasra
bangannya di acara malam, ok
*