n langkah pelan. Sunyi rumah membuatku sedikit lega, seakan se
ma kita? Aaaah ssst Maaaas..." suara Mama V
curiga, anaknya cuek gak ribet,"
ku aaaah ssst ibu tirinyaaaa oooh pel
apa-apa, nanti kalau ke sini lagi, ya gampa
lah kebohongan sudah menj
at, jantung seakan jatuh ke perut.
a sandiwara? Mereka bah
. Selalu main perempuan, bahkan tega menyeretku dalam kebohongan ini
a wanita sialan itu ke rumahku?
i aku masuk kamar, menu
e
ah terdengar jelas. Desahan, rintihan, bahkan kata-kata vulgar meluncur dari mulut Mama Vena. Tubu
Napasku tercekat saat mendekat ke lubang besar itu. Begitu mataku menembusnya, aku hampir terjenin teruuus memeknya, aaaah aku suda
kin sering meluncir dari mulut wanita ya
han desah. Kedua kakinya mengangkan hebat, sementara ayah yang juga sudah telanjang bula
seakan
ara sesuatu di balik celana kolorku semakin menegang. Perasaan jijik, marah, penasaran dan terena, tubuhnya kejang-kejang, kedua tangannya mencengkeram rambut
g tak karuan. Antara ingin berteriak menghentikan semuanya, ataunpa sehelai benang pun, tubuhnya tegap berkilau oleh keringat. Seolah tak peduli pada
mu, Ven?" tanya ayahku yang son
ernyata istr
latanmu,
memburu, rambutnya acak-acakan menutupi wajah yang memerah. Tubuh telanjang nya
lalak tak percaya. Ternyata batang ayahku, ukurannya bias
panjang dari milikku. Aku menduga batang penisku besar dan panjang
ngnya batangku yang
enusuk mataku begitu dalam, membuat kepalaku berdenyut dan dadaku sesa
semua pemandangan menjijikkan sekaligus mendebarkan ini. Tapi tubuhku tak menuruti. Dia tetap terpaku
alam hati. Aku muak, tapi juga tak sanggu
u dengan pelan-pelan. Setiap desah dan kata-kata vulgar Mama Vena yang masih terngrongan itu. Tanganku langsung memegangi penis besarku dan mengocoknya dengan ritme
da tubuh bugil Mama Vena yang masih terlentang mengangkang. Sementara ayah sedang duduk di kursi
ng berkilau, itu sesekali menggelita. Sepertinya dia sudah kemabli terangsang,
lebih cantik, lebih seksi dan lebih mulus dibanding Mama Vena, bagaimana penampa
embali berdiri maksimal, dan aku semakin yakin jika punya dia tak ada apa-apanya jika dianding
h Mama Vena dan membinging bata
cowok gagah dan tampan kay
rganti. Ini adegan live seks yang paling panas dan liar yang pe
s, nikmaaaat bangeeet
Ayah sambil menindih tubuh Mama Vena dan menggenjotnya dengan
semakin kelabakan terbakar birahi dan mempercepat kocokanku pada penisku. Aku tak teralalu menahan nnap
ggup lagi menahan gelombang dahsyat yang mendesak keluar dari tubuhku. Semburan dem
bali telentang di atas kasu
*
m tadi masih berputar jelas di kepalaku, membuatku enggan bangun dari
i apa-apa. Mama Vena berdiri menyiapkan sarapan, senyumnya tipis, tapi
a, tumben," ujar Ayah r
uk, menelan ludah
a tampak polos. Tak ada tanda-tanda dari apa yang kulihat semalam. Justru it
dalam-dalam. Namun, tanpa bisa kucegah, aroma tubuh Mama Vena y
an gemetar. Aku tidak tahu... samp
kamar mandi lalu bersiap berangkat sekolah. Rutin
ah, lalu menunduk mencium tangannya. Ia
at... tapi begitu asing. Dadaku menolak, hatiku berontak. Rasanya salah besar
*
nya, maka akan ditemukan pengalaman unik yang sang