img Pernikahan Hanya Sandiwara  /  Bab 4 terasa menyakitkan | 18.18%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 terasa menyakitkan

Jumlah Kata:1240    |    Dirilis Pada: 09/12/2025

angis dan merenungi isi wasiat itu. Sepuluh tahun. Angka itu menghantui. Sepuluh tahun la

na. Wajahnya pucat pasi, tapi ia berusaha memasang ekspresi datar. Nyonya Ratna melihatnya sekilas,

a hari. Kamu tahu tugasmu," ujar Nyonya Ratna di

jaga rumah dan menyiap

gan coba-coba keluar rumah. Apalagi mencoba menghubungi 'teman-teman'mu. Rumah ini diawasi 24 jam. Jik

lalu berhasil meredam perlawanannya

pergi, ia sempat mampir ke kamar dan melemp

esin," perintahnya, lalu tertawa kecil melihat ekspresi lelah Kania. "Sampai saya

knya. Mencuci pakaian sebanyak itu dengan tangan pasti akan membuat tangannya lecet dan sak

ngepel lantai marmer, membereskan taman. Ia berusaha keras agar tidak

iba-tiba, ponselnya berdering di saku apronnya. Nomor tak dikenal. Kania ragu-ragu, ia tid

a dengan suara

a?" Suara di seberang terde

Kania. Maaf

sempat bertemu di minimarket dua hari lalu.

mbuat Rendra murka sampai menamparnya dan

n saya?" Suara Kania terden

na. Saya merasa ada yang tidak beres. Lalu, tadi pagi, saya tidak sengaja melihat k

but di telinga Kania. Terakhir kali ia

ik saja," Kania berbisik, panik melihat ke sek

a merasa ada yang salah. Suami kamu... dia perlakukan

eharusnya mudah dijawab, justru menyentuh luka terbesarnya

ampuri urusan kami. Tolong, lupakan saya," Kania berkata

ia,

an ponselnya, dan menyembunyikannya di balik pot bunga besar.

ipun hanya lewat telepon, membawa sedikit kehangatan, sedikit perhatian, yang membuat Kania semakin merasa bahwa

arnya yang dingin. Ia baru saja selesai mencuci tumpukan

diketuk. Bukan Rendra

kata Ka

Nyonya Ratna untuk memastikan kamu sudah membersihkan studio lukis Tuan Rendr

terlarang. Rendra tidak pernah membiarkan siapa pun masuk,

ak pernah mengizinkan

an, dia sendiri yang akan naik ke sini untuk melihat kamu," Bi Sumi berbisi

pas pasrah. Ia ha

ya. Aroma cat minyak dan tiner langsung menyambutnya. Ruangan itu memang berdebu, ta

menyentuh lukisan Rendra yang tertutup kain di tengah ruangan. I

rang gadis kecil yang tersenyum lebar. Matanya indah, mirip Kania, tapi lebih ceria. Di belakang gadis itu,

u. Di balik foto itu, a

kecilku. Rend

enyimpan foto gadis kecil ini di tempat tersembunyi? Apakah ini saudari Rendra? Atau... jangan-janga

gan bingung, ia mendengar bunyi pintu te

membersihkan, dan sekarang ia ketahuan m

turun!" Suara Nyonya Ratna

apronnya. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia merasa foto it

galkan studio lukis yang

nia berdiri di depan

ke ujung kepala. "Saya dengar kamu tad

enar-benar mengawasinya. Bahkan

anya mengabarkan kondisi Bintang," Kani

is di baju Kania. "Kamu baru dari studio? Ke

kan segera kembal

adar, saya tidak suka kamu menyentuh barang-barang Rendra. Itu jorok. Sekarang, kamu masuk kamar. Dan jang

ni hukuman karena ia mencoba menerima telepon

ik,

a meraba saku apronnya. Foto gadis kecil bernama Laksmi. Foto itu adalah satu-satunya 'harta' yang ia dapatkan malam ini, dan ia yakin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY