Hasan
a terdengar, tegas dan dingi
anya. Tapi mendengarnya langsung dari bibirnya, setelah semua yang ia lakukan, tetap saj
ro," kata Arbi, tawanya kembali. "Kit
h pertarungan yang terjadi di dalam diri Dzaki, antara misi balas dendamnya
ih keras, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Aku hanya...
u mati? Setelah memberiku racun dan
nya menggoda. "Rosa yang dulunya kau anggap adik, ya
lik pintu, betapa beratnya baginya untuk mengakui itu. S
suaranya serak. "
. Segala harapan kecil yang mungkin masih tersisa di sudut terdalam hatiku, kini musnah. Aku tidak l
hnya terlihat lelah, matanya memerah. Ia berjalan ke arahku, menatapku yang pura-pura terlelap. Wajahny
tu dulu adalah surga bagiku. Kini, terasa seperti api neraka ya
ju jendela, menyalakan sebatang rokok. Aku mendengar embusan napas beratnya. Asap r
h tirai. Dzaki masih di sana, membelakangiku, memandan
, tanpa menoleh. Suaranya terdeng
nya memalingkan wajah,
membacakan buku untukku. Sebuah tindakan yang aneh, mengingat aku tahu ia mencoba membunuhku. Aku mengikuti p
Rosa. Ia pasti sedang menenangkan Rosa. Aku ingat bagaimana dulu, ia juga sering melakukan hal yang sama. Mengambil telepon di luar, berbicara
dari sandiwara. Menunggu aku pulih, lalu entah apa lagi yang akan ia lakukan.
rambut hitam legam dan mata yang ramah. Ia tersenyum padaku.
enangkap rona merah di p
baru?"
di sini. Dokter utama Anda sedang cuti, jadi
eluarkan selembar kertas dari sakunya. "Maaf, Nona Gita. Tapi... bisakahmenolak. Tapi kemudian, sebuah ide melintas di benakk
tersenyum tipis.
ngan cepat menyerahkan pons
ri di sana, matanya tajam, rahangnya mengeras. I
n?" tanyanya, suaran
jak kaget. "Maaf, Tuan
ndekati pasienku lagi, aku akan memastikan kau t
af berkali-kali, lalu bergegas keluar dari kamar
"Apa-apaan tadi itu?" tanyanya, suaranya masih
kosong. "Ada apa denganmu, D
gin ada pria lain me
yang kau inginkan? Agar aku hancur dan ke
ahu bagaimana menjawabnya. Aku tahu ia sedang berjuang dengan dirinya s
akan lagi menja
ungkin. "Kau bilang ingin mencampakkanku, tapi kau tidak ingi
a menatapnya balik, tanpa emosi. Aku tidak akan memberin
pi kata-katanya terceka
edang berjuang. Tapi aku tidak akan lagi memberinya ruang. Ini
g. Aku harus memanfaatkannya. Memanfaatka
kataku, memotong ucapanny
ya masih campur aduk. "
pis. "Atau mungkin, kau ingin menjadi asisten prib
urna. Aku telah menjatuhkan umpan. Seka

GOOGLE PLAY