na
dengan keras. Rangga pergi. Dia meninggalkank
i Raisa. Aku tahu apa yang akan dia
Instagram? Dia memamerkan sarapan yang dibu
Foto pancake dengan sirup maple dan buah beri di atasnya, persis seperti yang selalu Rangga buatka
tu yang dia bilang tid
lagi, mendarat di layar ponsel. Aku mematikan ponselku, melet
kan di lantai, mengingatkanku pada kemarahan Rangga.
n pecahan piring itu sendiri. Setiap pecahan kaca ya
mpan apapun yang men
ri Rangga, diukir dengan inisial kami. Piring
ulang tahun, hadiah Natal, hadiah tanpa alasan. Perhiasan, pakaian, buku,
pah besar. Setiap item yang kubuang, terasa
ada lagi kenangan, t
Aku pernah percaya setiap hadiah itu adalah bukti cintanya. Kini,
. Tidak ada telepon, tidak ada pesan. Aku tidak menelepo
abak baru da
aisa. Ke Jogja. Aku akan mendaftar di uni
rsorak. "Kita akan bersenang-senang di sa
. "Aku ingin menghilang. Aku ingin
rkejut, tapi mereka mendukung keputusanku. Mereka tahu ak
nya, matanya dipenuhi kekhawat
araku mantap. "Aku butuh ini.
akan selalu mendukungmu, nak
engan Ibu Rangga di lift. Dia tersenyu
ana? Kau terlihat ca
ku, berusaha tersenyum. Aku tidak ingi
gi ke Bali bersama. Dia sudah merencanak
es. Rangga pernah merencanakan liburan bers
Semuany
," kataku, berusaha tetap tenan
ntuk pergi berlibur denganku. "Aku sibuk, Aluna
ya padanya. Aku
ingnya. Mereka berjalan beriringan, Zahira memeluk lengan
idak akan membawa tas wa
ak terlihat oleh mereka. Aku tidak ingin
menatapku. Tatapan matanya kosong, tapi ada s
bicara dengannya. Zahira tersen
ngga. Aku tidak menjawabnya.
ya, ad
sa menghindariku?! Kau akan menyesal, aku bersump
dian memblokir nomornya. Aku ti
rena marah. Dia berteriak ke arah ponselnya, tapi aku tidak bisa mend
taku. "Kita haru
rjalan menuju gerbang keberangkatan. Aku tidak men
aru. Aku akan menjauh
GOOGLE PLAY