img Cinta Itu Hanya Sebuah Kebohongan  /  Bab 3 | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3

Jumlah Kata:1044    |    Dirilis Pada: 16/12/2025

na

anganku bergetar. Meskipun aku sudah mengambil keputusan, rasa sakit itu m

perayaan kami. Sentuhannya yang lembut, ciumannya

ebohong

ngkan kepala keras-keras, seolah bisa mengguncang kenangan-kenangan i

dingin. Memeluk lututku, berusaha membuat di

ntai, yang tampan dan karismatik, yang selalu membuatku merasa sp

edua. Tapi aku masih merin

sudah bersinar terang di jendela. Kepalaku terasa berat, dan mataku terasa perih. A

meneleponku. Dia akan bertanya apakah aku tidur nyenyak, atau apakah aku sud

tu hany

onnya, mengiriminya pesan, mencari tahu apa yang terjadi. Tapi sekaran

limutiku. Kebiasaan kami, rutinitas kami, semua itu sudah berakhi

Semuany

menghancurkan segalanya. Aku ingin membalas dendam. Aku i

ubungan bisnis yang rumit. Ayahku adalah kontraktor setia untuk Suhardi Gro

gois. Aku harus

ntasi, tanpa drama. Aku akan menghilang dari hidupn

namun juga tidak sepenuhnya terjaga. Aku merasa ada seseorang m

engan mata yang redup. Matanya yang dulu kuan

yaku, suaraku terdengar a

i," dia menjawab, seolah itu adal

a kunci cadang

a hampa. "Kenapa kau tidak menjawab tele

ng. Aku tidak ingin dia menyentuhku l

nyum merendahkan. "Kau pikir aku tidak tahu kau

. Dia tahu aku mendengar se

u?" tanyaku, su

aku harus melakukan ini demi bisnis. Lagipula, kau tida

ombak. Dia begitu jujur, begitu keja

dariku?" tanyaku, air m

api matanya tetap dingin. "Aku bertunangan dengan Zahira, t

. Dia ingin aku menjadi sim

eperti itu?" tanyaku, su

tahu aku mencintaimu," uja

ai batu loncatan? Mengapa kau memintaku minum pil pencegah kehamilan?" Sua

rti seseorang yang terkejut karena kedoknya telah terbongkar.

apas dalam-dalam, dan berjalan menuju pi

a mengikuti, suaranya ki

menjaga suaraku tetap tenang. Aku tidak ingin a

si di meja makan, menatapku dengan tatapan mengintimidasi. Aku

ake kesukaanmu," kataku, be

erkata, suaranya kini terdengar lebih d

arakan," kataku, tanpa meno

gan Zahira?" Dia tertawa, tawa yang sinis. "Kau tahu itu tid

hi dengan kemarahan, tapi ada juga sesuatu yang lain.

egois, Rangga?" tany

posisiku! Kau yang membuatku harus melakukan ini!" Dia membant

an akhirnya meledak. "Aku yang memintamu untuk mengkhianatiku? Aku yang memint

ya, wajahnya memerah. "Kau

mbantingnya ke lantai. Pecahan kaca berseraka

mku. Aku mundur selangkah, air mata

bermaksud..." Rangga me

dapur. Isak tangisku terdengar memilukan.

angkatnya, wajahnya kembali tegang. "Ya, Mah

bercampur dengan rasa bersalah yang samar. "Ini

aku sendirian di dapur yang berantakan, dikel

ia benar-be

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY