muan
annya yang kiri menggendong bocah lelaki berusia 3,5 tahun, bernama Elzaro. Sedangkan ta
pipinya yang gembul seakan i
n ke kiri. Elzaro menunduk sedih, membuat lelaki di sebelahnya tersenyum. Dia adalah Abrizam,
ih dia cokelat!” k
gigi, nanti bisa sakit,” ujar
ni, Sayang, makan!” Abrizam membe
bil cokelat dari tangan Ab
uh, El capek jalan pakai satu kaki,” kata Elzaro dengan polosnya.
da Lula m
yang sedang mengantri di Kasir. Termasuk seorang lelaki dengan g
Karena perkataan Elzaro barusan, mampu membuat matanya beralih dari ponsel ke pemandangan yang berada di depannya. Samuel menata
u, jika sudah seperti itu pasti Lula akan kembali mengingat semua kejadian kelam di mas
lzaro kepada Abrizam. Lelaki itu m
iran yang kalut, membuat Lula tak fokus dan menj
r Lula ketika sadar. Dia bergegas jongko
mando, Samuel ikut berjongkok memunguti coke
uel memberikan beberapa bu
r lagi selamanya. Pandangan mereka beradu, Lula terperanjat mengetahui Samuel berada tak jauh darinya.
erapa bungkus cokelat yang berhasil dikump
r barang belanjaannya. Dia tak peduli pada kehadiran Samuel. Lula men
buru!” tanya Lula kepada Kasir. Dia i
Lula bergegas membayar dan mengambi
22.000 lagi!” panggil penj
sedikit menyeret langkahnya. Terburu
kata Samuel menyuruh wanita di belakangnya untuk maju
untuk menghentikan langkah Lula. Hing
Lula dengan ketus, menepis kas
ndar? Banyak pertanyaan yang harus kamu jawa
buru-buru!” bal
tar saja, ya!”
neruskan langkahnya. Mencari-ca
gkhianati ku?” tanya S
ikkan badan. Menatap Samuel denga
. Bye!” Lula tak mau berbasa-basi lagi dengan lelaki
teriak Samuel masih dengan langkah
ka melihat Lula menghampirinya. “Maaf, ya. Tadi Elzaro ngaja
jak Lula tanpa mempedulikan Samue
lanja dari tangan Lula dan membawanya. Dengan cepa
ya atau lebih tampan? Tega sekali kamu, ya. Aku kira kamu polos loh, La. Ak
” Lula menatap
hianat untuk mempunyai anak darinya. Kerja yang bagus! Dibayar berapa kamu? Sampai tega menukarku dengan lelaki sampah sepertinya,
da!” kata Abriz
nting!” kata Lula seraya menarik tang
ilang kalau kamu wanita nggak bener!” ujar Samuel sedikit berteria
at. Tangannya terkepal dengan kuat. Rasa sesak di dadanya yang berhasil dia redam
coba tak peduli, biarkan Samuel menilainya seperti apa. Dia sudah
tika Lula sama sekali t
mengkhianatinya diam-diam. Dia ingin mendapat
rsenyum. Semuanya masih terekam dengan jelas. Bahkan perasaannya untuk Lula masih sama, seperti pertama mereka bertemu. Itula
kali. Gara-gara bertemu dengan Lula di Supermarket tadi, mem
u masih memikirkannya
biarkan dia merusak move-onku!” Samuel memukul setir kemudi den
adian beberapa t
shba
enikahiku nanti?” tanya L
an kamu mau menungguku,” ujar Samuel dengan lembut.
” ujar Lula seraya
utupi suara rintihan serta desahan s
it setelah m
la memeluk lututn
b. Apa kamu mau berjanji untuk setia menungguku
ngguk. “Be
*