a L
ngguk. “Be
n pulang ke sini jika liburan nanti. Kamu percaya sa
-malu. Samuel menghapus air mata yang t
hback
t … ah sial!” Kembali Samuel menghantam setir dengan brutal. Dia tak b
ilnya membelah jalan raya. Saat ini dia hanya
itu di tem
am menatap wanita di sebela
beda. Mereka sudah saling mengenal sejak empat tahun yang lalu. Saat itu Lula mendatanginya karena membutuhkan bantuan,
ng memikirkan sesuatu, tapi dia memilih untuk bungkam. Abrizam yakin, Lula pasti akan cerita j
yak di pangkuannya. Berkali-kali wanita dengan hidung bangir itu m
alu siap. Jangan menyimpan beban sendirian, kamu bisa berba
ujar Lula mengg
lnya, dia ingin menden
n? Lagian kamu juga dari tadi belum makan. B
ntuk memanggilnya dengan nama saja. Tanpa embel-embel Kak, Mister atau Mas, apalagi
tanya Abr
done!” jawab Lula den
p Abrizam sembari me
g dekat dengan arah pulang. Kasihan El
dan minuman, mereka duduk berhadapan
zam mengulurkan tangan, hendak me
ulu. Bentar lagi juga bangun
Matanya serius menatap Lula, siap mendengarkan keluh kes
bur dari beberapa waktu silam, kini hadir kembali. Tapi aku belum yakin, perasaan apa ini? Mungkinkah rasa rind
a dengan lelaki tadi?”
tahun menghilang tanpa kabar sek
u denganmu di Mall … itu Samue
gak tahu harus ngapain, Zam!”
untuk menenangkan. Abrizam tak mau Lula kembali depresi seperti waktu dulu. Dia sudah berjuang dengan susah payah, mengembalikan
dia lagi. That’s simple right?” Abrizam me
Kalo lihat wajah tanpa dosanya itu muncul di depanku. Rasanya aku ingin menc
menghindar saja. Beres ‘
ara aku dan Samuel nggak ada ikatan penting, sudah
arnya? Kamu takut semua ini terbongkar, atau lebih taku
u?” Lula ba
g membuatmu berharap padanya?” Abrizam menelisik mata lawan bicaranya. Seb
nnya setelah dia membuatku kacau seperti
dengan senyuman, dia ta
kan pembicaraan. Dia ingin memberi waktu untuk Lula
asukkan sesuap demi sesuap nasi ke dalam mulutnya. Sambil menggendong Elzaro,
ma ini. Mengingat profesi Abrizam dan seringnya mereka bersama, membuat Lula tak pa
rasa rindu pun sedikit terobati. Bahkan benar kata Abrizam, bahwa Lula masih mengharapkan Samuel d
etul, bagaimana Lauren—Mama Samuel, merendahkannya se
nya wanita setengah baya berpenampilan elegan kepada gadis berusia belasan t
il anak Samuel. Tante tanya saja kalau nggak percay
u hubungi Samuel dan silakan diloudspe
Dia mencoba menghubungi nomor Sam
dang sibuk. Silakan meni
ejek, melipat kedua t
isa membuat Saya yakin?” tanya Lauren
tolong Tante yang telepon? Saya perlu ngomong denga
i kayak yang kamu lakuin. Kalau nggak gitu alesan kecelakaan lah, Mama minta pulsa lah, dipenjara. Duh
ggung jawab atas apa yang sudah dia perbuat!” kata Lula mulai be
a hafal metodenya. Coblos sana-sini, giliran hamil milih target yang k
khas lelaki membuat Lauren
*