/0/15069/coverbig.jpg?v=f627d8e20ad21625d504229bc016b706)
Arini seorang istri yang penurut terhadap suaminya. Perangai suami yang kasar pun membuat dia merasa tidak nyaman dan mulut Arini seakan tidak mau bicara tentang keadaan rumah tangganya terhadap kedua orang tuanya. Tapi seiring waktu berjalan kesabaran Arini pun meledak dan pengadilan agama yang akan di pilih oleh Arini untuk menyelesaikan semuanya. Akankah Bagas sang suami bisa membujuk sang istri untuk mengurungkan niatnya tersebut? Atau malah Arini nekat karena amarah memuncak yang dia pendam selama ini? Ikuti terus kisah cerita selengkapnya hanya di cerita Novel yang berjudul -Derita Istri Penurut-
BRUKK...!
Badan Arini ambruk terjatuh terasa lemah lunglai, tatkala melihat isi pesan chat sang suami dengan seorang perempuan yang bernama Mira.
Arini duduk lemah seakan tidak berdaya di bawah meja rias di dalam kamarnya.
Hati wanita mana yang tidak kesal, kecewa, sedih. Tatkala membaca isi pesan yang begitu romantis dan seakan wanita yang berada di pesan tersebut seolah-olah wanita simpanan sang suami.
Arini menatap lekat ke arah foto profil dari sang wanita tersebut. Dia terlihat cantik dan bajunya begitu seksi seakan sedap di pandang kaum adam.
Arini hanya menghela napas secara perlahan dan nampak dia meneteskan air mata. Mungkin hanya itu yang dia bisa lakukan saat ini. Dia tidak mau rumah tangganya yang sudah dia bina dengan sang suami selama 4 tahun hancur gara-gara adanya seorang wanita yang datang menghampiri kedalam kehidupannya.
Arini berprinsip demi anak dan dia harus mempertahankan mahligai rumah tangga tersebut bersama sang suami dan putrinya yang bernama Aura yang kini baru menginjak 3 tahun.
____
Terdengar suara kaki Bagas yang sedang berjalan, ketika memasuki kamar. Arini pun seakan menyadari kalau sang suami akan masuk ke dalam kamarnya tersebut. Tanpa pikir panjang Arini langsung menyimpan kembali ponsel sang suami yang tadi dia ambil di atas nakas.
Arini mencoba tidak bersifat ceroboh dan akan bersikap seperti biasa seakan dia tidak mengetahui dengan apa yang sedang terjadi.
"Eheem!"
Suara deheman terdengar dari sang suami ketika membuka pintu kamar dan Bagas pun nampak tidak menampakkan gelagat yang aneh ketika menghampiri sang istri yang sedang duduk di tepi ranjang.
"Ma, besok aku ada tugas keluar kota untuk beberapa hari dan tolong siapkan baju untuk di bereskan ke dalam koper," ucap Bagas.
____
Kemudian Bagas pun berdiri dan mengambil ponselnya yang tengah berada di atas nakas. Dia pun beralih tempat duduknya ke kursi kaca rias. Arini pun nampak mendelik karena dia pikir mungkin sang suami akan memberikan sebuah pesan kepada wanita yang baru saja dia baca isi pesan chat nya, di layar ponsel suami.
Tersenyum lebar Bagas ketika menatap layar ponsel. Seakan ada kabar bahagia dengan isi pesan yang berada di pesan tersebut yang tiba-tiba muncul setelah Bagas pertama yang memberikan sebuah kabar.
Hati Arini merasa di remas dan terbakar api cemburu. Dia pun mencoba menetralkan deru napasnya yang kian tidak beraturan. Dalam benaknya berpikir, apakah dia bisa menyindir sang suami dengan isi pesan yang sempat dia baca di ponsel milik sang suami.
"Mas, Mira itu siapa!?" batin Arini menjerit.
Begitu lama Arini menatap sang suami yang tengah asik memainkan ponselnya. Apakah Bagas menyadari atau dia sedang berpura-pura tidak melihat sang istri yang tengah menatapnya.
Mungkin Bagas tidak memperdulikan itu semua yang ada di pikirannya adalah, Arini sosok yang pendiam dan selalu mengalah. Jadi dia bebas melakukan apapun karena istrinya wanita lemah dan penurut terhadap sang suami.
____
Dengan darah yang mendesir dan mata yang berkaca-kaca Arini pun berlalu dari hadapan sang suami untuk mengambil beberapa baju yang akan dia masukkan ke dalam koper. Karena permintaan Bagas dia pagi akan pergi keluar kota untuk urusan kerja.
Sedikitpun tidak ada rasa curiga dengan kepergian Bagas keluar kota. Arini berpikir positif kalau Bagas sang suami keluar kota untuk kepentingan kerja dan tidak lebih dari itu.
"Buatkan kopi dong!" titah Bagas dengan pandangan masih tetap fokus ke layar ponsel.
____
Arini yang baru saja menyimpan beberapa baju ke dalam koper kemudian dia berlalu ke dapur.
Namun sebelum dia sampai di dapur bunyi ponselnya berdering beberapa kali yang dia simpan tadi di atas kursi sofa.
Arini pun bergegas mengambil ponsel tersebut dan setelah ponsel tersebut tengah berada di genggaman tangannya. Terlihat sang sahabat Novi menelepon.
"Tumben Novi telpon ada apa." gumam Arini.
Sepertinya Arini mengabaikan bunyi suara telepon tersebut karena dia mau membuatkan kopi untuk Bagas. Arini pun menyimpan kembali ponselnya dibatas kursi sofa.
Namun baru saja dia melangkahkan kakinya untuk berlalu dari sana, terdengar bunyi pesan muncul. Arini pun sontak membalikkan lagi badannya dan mengambil kembali ponselnya tersebut.
Terlihat Novi memberikan sebuah pesan.
{"Aku tadi melihat suami kamu di sebuah kafe dan dia terlihat mesra dengan seorang wanita,"}
Deg!
Jantung Arini berasa mau copot tatkala membaca pesan tersebut. Dadanya bergemuruh hebat dan peluh pun terlihat seketika bercucuran. Tangan Arini bergetar ketika memegang ponsel tersebut.
"Apakah yang di ucapkan oleh Novi itu benar adanya, atau hanya isapan jempol semata?" batin Arini berkecamuk hebat.
Arini pun mencoba membalaskan pesan kepada sahabatnya itu untuk memastikan kebenarannya
"Ma, cepat! Kopinya, lama banget." teriakan sang suami mampu membuat hati Arini terkejut.
Arini pun kembali menyimpan ponsel tersebut di atas kursi sofa dan dengan cepat dia menyeret langkah kakinya ke dapur untuk membuat kopi.
____
"Lelet banget, ngapain sih!" bentak sang suami. Tatkala melihat Arini baru saja memasuki kamar dan membawa secangkir kopi.
Arini terlihat gugup ketika Bagas bertanya kepada dirinya. Karena Arini tengah memikirkan kabar dari sahabatnya, bahwa sang suami tadi tengah bermesraan dengan seorang wanita di sebuah kafe.
Terlihat Arini dihinggapi rasa serba salah yang teramat. Apakah dia harus bertanya kepada suaminya tentang sosok wanita yang tadi pergi bersama suaminya ke sebuah kafe, biar semuanya jelas. atau Arini cukup memendam semuanya dan pada akhirnya semua akan terungkap seiring waktu berjalan.
Arini hanya menghela napas lelah dan dia pun merebahkan badannya di atas ranjang sambil memeluk sang anak dari arah belakang. Arini terlihat mengusap-usap kepala rambut sang anak dan menciumnya dengan lembut.
Tak terasa bulir putih pun lolos seketika di ujung matanya. Arini pun memejamkan kedua matanya dengan terpaksa karena dia ingin menyimpan rasa lukanya.
______
Terdengar suara tawa renyah dari Bagas ketika dia membalaskan pesan lewat sambungan selularnya. Sepertinya Bagas sedang di mabuk asmara.
{"Pokoknya aku minta oleh-oleh dari kamu Mas, setelah pulang dari luar kota nant,"} tulis pesan Mira wanita selingkuhan Bagas.
{"Oke, untuk kamu pasti apapun Mas, belikan,"} balas pesan Bagas.
Bagas kemudian menyimpan kembali ponselnya di atas nakas. Terdengar dia menggeser kursi, kemudian dia berlalu dari kamar. Arini tahu pasti Bagas pindah duduk di teras rumah sambil menikmati sepoi angin malam.
_____
TING!
TING!
Beberapa bunyi pesan muncul dan terdengar datangnya dari ponsel milik Bagas. Arini yang sedari tadi hanya berpura-pura tertidur. Dia pun sepertinya dihantui rasa penasaran yang teramat besar dengan beberapa pesan yang masuk ke layar ponsel sang suami.
Dalam batin arini berkata mengapa Bagas tidak membawa ponselnya dan dia hanya membawa secangkir kopi ketika keluar kamar dan pindah duduk di teras rumah.
Arini kemudian bangkit dari ranjangnya dan mengintip dari arah jendela kamar. Terlihat Bagas sedang menikmati kopi dan pandangan matanya tertuju ke jalan rumah.
Arini pun dengan ragu lalu membaca notifikasi yang muncul di ponsel Bagas. Mata Arini membulat, guratan kesedihan terpancar dari matanya.
Betapa terkejut hati Arini karena pesan kembali muncul dari Mira yang mengatakan rasa terima kasih dia terhadap Bagas karena siang tadi Bagas sudah mentraktir makan di sebuah kafe.
"Berarti benar apa yang di ucapkan oleh Novi," gemuruh hebat terasa menerpa di dada dan saat ini hati Arini terasa di remas.
Bersambung...
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Naya Agustin, "aku mencintaimu, tapi cintamu untuknya. Aku istrimu, tapi kenapa yang memberi segalanya ayah mertuaku?" Kendra Darmawan, "kau Istriku, tapi ayahmu musuhku. Aku mencintamu, tapi sayang dosa ayahmu tak bisa kumaafkan." Rendi Darmawan, "Jangan pedulikan suamimu, agar aman dalam dekapanku."
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?