Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Sahmura Yang Redup
Sahmura Yang Redup

Sahmura Yang Redup

5.0
25 Bab
40 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

"Aku harus memilih antara Ayah dan kamu." Hafizah Putri Amaliyah adalah gadis belia cantik yang sering dirundung teman-temannya. Ia dinikahi Hafiz-guru muda yang masih menginjak usia 19 tahun. Suatu kejadian tiba-tiba merubah sifat Hafiz menjadi tidak lagi sama. Sehingga Hafizah harus memilih antara Ayahnya atau Hafiz. Sebenarnya, apa alasan Hafiz menikahi gadis seperti Hafizah? Kenapa Hafiz berubah? Dan siapakah yang akan Hafizah pilih?

Bab 1 Prolog

Antara jodoh dan kematian tidak ada yang tahu kapan dia datang meminang kita. Kita pun tidak tahu kepada siapa, kapan dan di mana hati kita berlabuh. Teruntuk hati, kapan pun kamu memilih, berdoalah semoga kamu tidak terpatahkan lagi.

Kata pujangga, hidup tanpa cinta bagai taman tidak berbunga. Ternyata, memang benar begitu adanya. Baik, itu cinta sesama manusia maupun cinta kepada Sang Khalik.

Allah, ia maha membolak-balikkan hati manusia. Sekeras apa pun kita mencintai, jika ia bukan jodoh kita maka ia akan tetap pergi. Sekeras apapun kita membenci dia yang terkadang sering menyakiti, jika goresan takdir membuatmu harus bersatu. Kita tidak akan bisa membantah bukan?

Berharap lah kepada sang pemilik hati, agar langkah selalu diridhoi ....

Berharap lah kepada sang pemilik Arsy, semoga langkah yang kita jalani tidak mengalami kepatah hatian yang terus berlalu.

Tiada manusia, tanpa hati. Tiada manusia yang bisa hidup indah tanpa cinta. Pemilik cinta, labuhkan hati ini sepenuhnya kepada-Mu.

~~~~

Kisah Muhammad Hafiz al-Faruq, yang tertulis di halaman pertama ini. Hafiz tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengagumi sosok siswi yang sering menjadi bulan-bulanan teman-temannya.

Hafiz menatap dari kejauhan sosok siswi yang kini sering terpatri di setiap doa yang terpanjatkan. Wajah ayu itu kini duduk di tanah dengan air wajah yang mengiris hati siapa pun yang melihatnya.

"Gara-gara lo, Haikal jadi sering ngebandingin gue sama lo. Katanya Hafizah lebih cantik dari lo." Seorang siswi berbaju ketat itu membentak Hafizah. "Padahal gue 'kan pakai skincare Korea yang mahal itu!" lanjutnya dengan raut wajah heran.

Ditempatnya Hafiz ingin sekali tertawa mendengar pujian secara tidak langsung itu. "Anak muda zaman sekarang, pacaran diutamakan, ck ck," gumam Hafiz.

Pandangannya tidak luput sedikit pun dari kejadian itu. Bukan hanya sekali Hafiz melihat ini. Namun, hari-hari yang lain pun. Bukan tidak ingin menindaklanjuti, tetapi salah satu siswi diantaranya adalah orang yang berperan.

Terkadang, seseorang yang keras harus dilembutkan agar lunak. Jika ikut-ikutan diberi kekerasan, biasanya akan lebih menjadi-jadi dari sebelumnya. Hafiz tidak mau Hafizah kenapa-napa.

"Jangan diem lo, jawab pakai skincare apa?!" Perempuan dengan name tag Yulisa Maharani itu membentak.

"Aa-aku cuma pakai bedak biasa ko, beneran." Hafizah menjawab.

Ardela ikut berjongkok dihadapan Hafizah. Ia menjambak rambut dibalik kerudung itu dengan kasar, sehingga membuat Hafizah mendongakkan kepalanya. Hafizah meringis, perih, pusing ia rasakan.

"Kalau jawab yang bener!" desis Ardela tajam.

Sosok ketua gang buli itu semakin memperkencang jambakan pada rambut Hafizah. "Hesss, Kak Del, bohong itu dosa. Jadi, aku jawab bener," balas Hafizah, tangannya dengan kuat menahan tubuh agar tidak tertarik ke belakang.

"Berani ngelawan ya, Lo!"

Plak!

Rasa panas menjalar di wajah Hafizah. Tubuhnya seketika bergetar. Rasa sakit di wajah dan rambutnya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Setetes bulir bening itu terjatuh.

'Ya Allah ... sabarkanlah Fizah,' gumam hatinya.

Yulisa lalu tambah menginjak punggung tangan Hafizah, menambah sakit yang menjalar di relung hati. Bel masuk menandakan habisnya waktu istirahat pun berbunyi. Mereka pergi dengan tatapan sinis. Hanya satu di antara tiga orang itu yang tidak ikut-ikutan membentak dan melakukan kekerasan.

Siswi bername tag Fazaya Sharma itu hanya memperhatikan dengan wajah datar, Hafizah mendongak melihat Fazaya. "Lain kali jangan sendiri." Tersirat nada tidak suka terdengar kentara.

Anehnya, Hafizah merasa itu adalah teguran yang menyiratkan kekhawatiran secara tidak langsung. Fazaya menyampaikan pesan, 'Jaga diri dan lebih hati-hati.' Hafizah menangkap itu.

Setelah kepergian gang yang selalu menjadikannya bahan bualan. Hafizah menangis tergugu, sendiri. Tidak ada yang berani melawan atau membela kepada Hafizah. Semuanya, seolah-olah tidak melihat kejadian apapun.

Meskipun begitu, Hafizah akan selalu pura-pura terlihat baik-baik saja. Tersenyum getir, ia berhenti menangis. "Hafizah kuat, masa gitu aja nangis, dasar cengeng!" Lalu, ia tertawa pelan-menertawakan diri sendiri.

Hafiz tetap memperhatikan Hafizah. Hatinya terusik ketika Hafizah mengulum senyum lurus. Meskipun, bukan senyum ke arahnya. Namun, senyum itu menunjukkan gejolak kepedihan yang butuh sebuah dukungan.

Apalagi, ketika mendengar gumaman terakhir Hafizah. Ia menyemangati dirinya sendiri lalu tersenyum. Rasanya, Hafiz ingin berdiri di sampingnya, menghapus air mata yang terjatuh itu dan menggantinya dengan seuntai kebahagiaan.

"Sabar Khumairoh Kecilku, semoga takdir memudahkan niatku. Jangan pernah menyerah, percayalah aku selalu ada di sini, untukmu."

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 25 Bangga memilikimu   07-15 21:04
img
1 Bab 1 Prolog
19/04/2022
2 Bab 2 2. Part 1
20/04/2022
3 Bab 3 Part 2
25/04/2022
4 Bab 4 Part 3
25/04/2022
5 Bab 5 Part 4
25/04/2022
6 Bab 6 Part 5
25/04/2022
7 Bab 7 Part 6
25/04/2022
8 Bab 8 Part 7
25/04/2022
9 Bab 9 Part 8
25/04/2022
10 Bab 10 Part 9
25/04/2022
11 Bab 11 Part 10
27/04/2022
12 Bab 12 Part 11
27/04/2022
13 Bab 13 Part 12
27/04/2022
14 Bab 14 Part 13
30/04/2022
15 Bab 15 Bagian14
30/04/2022
16 Bab 16 Bagian15
30/04/2022
17 Bab 17 Bagian 16
30/04/2022
18 Bab 18 Bagian 17
06/05/2022
19 Bab 19 Bagian18
06/05/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY