Setelah membantu Benny mencuci tangan, Melita menggendongnya keluar dari kamar mandi dan membaringkannya di tempat tidur. Dia menyuruhnya untuk duduk dengan manis di sana.
Benny mengangguk patuh dan duduk diam tanpa bergerak sama sekali.
Melita memandangi bocah laki-laki kecil yang penurut itu dan dia pun tertawa melihat betapa menggemaskannya dia.
Putranya begitu lucu dan penurut sehingga dia tidak merasa lelah saat merawatnya.
Melita memiliki dua orang putra. Putranya yang satu penurut dan pengertian, sementara putranya yang lain mewarisi temperamen buruk Jordan.
Melita menutup matanya dan menghela napas lelah saat mengingat Betran.
Tepat pada saat ini, kata-kata Jordan terlintas di benaknya.
Melita tidak menyangka bahwa Jordan akan mengancamnya.
Dia berada di dalam dilema.
Kini, Melita menyesal tidak memiliki bukti untuk menunjukkan bahwa Jordan telah tidur dengannya. Jika saja dia punya suatu bukti, itu akan dapat membantunya untuk melawan balik.