img Geger di Bhumi Manggala  /  Bab 5 Perlawanan Batara | 50.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Perlawanan Batara

Jumlah Kata:1486    |    Dirilis Pada: 07/03/2023

ng tengah membereskan meja bekas para pengunjun

“Yang salah anak buahnya Ki Sabrang. Nanti aku a

ang Naya. “Tidak perlu repot-repot mendatangi si Bandot Tua itu. Aku

minta ganti rugi pada k

agi aku akan mendapatk

s kakek itu menyelamatkan kita semua. Kau mal

an Ki Mahesa di Hutan Sendang Karang beberapa waktu yang lalu. Sehingga ia

atara?” tan

-apa. Hanya teringat beberapa hal yang

pekan k

mpak sedang duduk bersila di pendapa rumah Rara Wulan. Sementara Ki Wira, bapaknya

Ki Sabrang sembari menyodorkan sepengadeg pakaian dan beberapa perhiasan kepada Ki Lurah. Seolah

rumah. Dan meskipun Ki Lurah ini tidak suka dengan kedatangan Ki Sab

san baju dan perhiasan sebagus dan se

ja anak Ki Lurah yang

putri saya. Sudah saya katakan, dia tidak perna

erhiasan ini untuk Rara Wulan, Ki Lurah. I

ng sebagai tamu saya dan sebagai orang yang ikut membantu penduduk Padukuhan Kebon

i putrimu, bukan kamu Ki

ak saya juga tidak a

kan baju dan perhiasan ini. Berikan saja pad putrimu itu. Dia pasti akan gembira menerimanya,”

di hadapannya itu, “Aku tahu Ki Sabrang ini punya maksud tertentu pada putriku. Beberapa hari yang lalu ba

n rumahnya, maka dipanggilnya anak gadisnya itu. Diperlihatkannya, apa

pun pada Ki Sabrang itu bapak,

-barang mahal ini pada laki-laki tua itu. Tetapi, kedepannya kau harus lebih

, ba

rmatan untuk aku, bapakmu. Siapapun, tidak

nuh haru, Rara Wulan langsung bergelayut manja memeluk bapaknya itu.

ibu Rara Wulan tampak bersungut-sungut. Ia tidak senang dengan sikap suami dan anaknya y

emiliki pakaian dan perhias

yung. Wulan sudah merasa cukup dengan

emajuan. Apakah kamu mau mengikuti jejak kaka

ak itu ....” sahut Ki Wira yang tidak meneruskan kat

napa, Pak?” Ki Wi

akang Widu

Nyai Ratih pun tidak menjawab

ng ... kenapa k

ahu diri. Sehingga dia tidak terus-terusan tenggelam

ucap ragu

kamu bantu Biyung di d

a yang dikatakan kedua orang tuanya. Meskipun di dalam hatinya ia bertanya-tanya,

rti mayat hidup, tidak pernah tahan berlama-lama di dalam terpaan sinar matahari. Siang tidur m

kamar kakaknya yang terbuka. Tampak olehnya kakak laki-lakinya itu tengah tertidur lela

a ibunya yang memanggilnya dari dalam dapur. Seg

g tugasnya membantu suami. Maka diajarinya anak perempuannya itu berbagai keterampilan memasak yang harus dikuasa

eperti itu. Nanti beras-berasnya malah berhamburan ketanah.” ujar Nyai

, Bi

ita akan me

yang putih

Ayam dipelihara kan u

ari kotaraja. Nanti kalau dia datang berkunjung kemari dan

udah sejauh mana hubunganmu de

irkan hal-hal semacam itu. Dia sekarang sudah menjad

ah Ki Wira. Di persimpangan jalan ia berpapasan dengan se

dak menelannya hidup-hidup. Seolah-olah, dirinya memiliki hutang yang tak terhi

emehkannya. Tetapi tanpa berkata sepatahpun i

atnya yang mengembun di wajahnya. “Kenapa dengan nenek-nenek itu? Seolah-olah, aku ini punya hutang banyak pada dirinya. Lain

henti. Sedangkan dalam hati, ia masih menggeremang kesal

agian tubuhnya. Mereka adalah orang-orang yang ditugaskan untuk memungut bayaran pada para penduduk yang memiliki hutang pada

pa ka

lah satu dari para tukang pukul s

m-macam dengan kalian?!” Bent

atara

tar

, Ki.

kek-kakek.” Ki Sabrang memang sudah mendapat laporan mengenai seorang lak

nya sewaktu di rumah Rara Wulan. Namun, ketiga orang itu malah kembali dan mengadu, bah

Batara, hanya akan membawa masalah besar untuknya. Iapun berpikir, mungkin seharusnya ia juga memiliki tukang pukul yang memiliki ilmu kanuragan yang t

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY