IK
Namun pria itu tidak segera menyalakan mesin mobil. Dia nampa
r, Nita! Jangan
vitas istrinya. Padahal Nita tengah bersiap-sia
a menampakkan sedi
Nita!" Kandar la
ta menghela nafas sejenak. Jujur saja lidahnya
saya? Apa anda membutuhkan sesuatu?"
api kamu." Jawaban Kanda
udnya apa itu?" Nita
ya tampak aneh, persis seperti adegan pria yang ingin mencium wa
suami! Seben
ta!" Kandar langsung membungka
ngan kenapa tidak dari dalam penginapan
. Malu kalau sampai ketahuan orang. Kan tidak lucu ada mobil gerak
ya sampai ke bagian dagu. Yah, walaupun belum siap untuk melakukan hubungan intim layaknya pasangan sunggu
detik ber
u Kandar setelah mengambi
lah bercak tahi burung. Syukurlah bukan, bikin cemas saja pikirnya. Sementa
kah?" Nita berbicara de
ir ayam hidup yang sedang bergerak-gerak saat dimainkan. Sungguh momen no
erusaha menahan tawa sambil mer
dah pegal ini," sahut Nita dan mas
dengan bantal leher untuk meredam suara tawanya. Baru setelah keadaan
u, Nita. Kita berangkat seka
h.
i area parkir. Segera ia memasang sabuk pengaman sebelum bertanya lebih lanjut. Namun saat menoleh ke arah samping ek
*
enginapan. Sosok yang memperhatikan mereka sejak tadi turut mengikuti dar
nan kalian akan berakhir." Sosok itu menat
nyetir. Dia berusaha untuk tenang setelah melihat gelagat lucu sang istri. S
diri ingin melepas segel bibir pertamanya, eh malah tidak tadi. B
embatin. "Rasanya itu tidak mungkin, bukankah
at tablet. Mulai dari mengecek jadwal seminggu ke depan hingga memeriksa beberapa laporan pekerjaa
a Nita berakhir menja
ambutan supervisor baru. Namun tidak semua orang bisa hadir karena terhalang oleh kegiatan di luar lapangan. S
l produk kita sama pak manajer. Beliau ingi
a sudah tidak ada pilihan lain. Sebab team l
mur kita kan tidak beda jauh. Lagi pula sekarang kita ada di luar kant
ginya untuk melakukan hal itu. Sebab ia baru ti
ang manajer kita?
unya ada gambar stiker ayam,
um lega. Sekalipun belum pernah melihat wajah manajer secara
ngat sebagian besar penghuni disini adalah orang-orang yang memiliki jam terbang tinggi. Sa
terasa berbeda ketika Nita melangkahkan kaki menuju ruangan manajer.
huh, h
Tapi jika didengar dengan seksama mirip seperti rintihan ses
Sampai akhirnya ia mendapati sumber suara berasal dari pintu denga
lan-pelan!" Suara
nginan itu terbesit, barang bawaan di tangan seolah menyadarkannya. Titi
ebatas menggantungkan barang bawaan di knop pintu, ti