on, Mr. Brian kembali datang berkunjung. Sehingga
at dia tidak menyukai keberadaan ayahnya. Terlebih lagi
Apakah kalian sudah melakukannya?" tany
nti ikut campur dengan kehidupan ku?... kau memintaku untuk menikahinya, sekarang aku sudah menikahinya.
ah memperoleh keturunan, aku akan selalu ikut campur hingga
ni Jessie akan tidur di kamarmu!" Mendengar itu, Juna langsung memali
ini sebagai mata-mata. Dia tidak salah apa-apa dan dia tidak tahu apa-apa
barang-barang Jan
ngan tatapan dingin dan tajam. Dia tidak bisa melakukan apa pun ka
a di dalam kamarnya." Jane mengalihkan pandangannya dengan takut-t
k mau Jane harus mengikuti perintah Mr. Brian w
r Jane dari kamarmu. Anak bu
terlalu jengah dengan ayahnya. Tanpa sopan santun sedikit pun,
klah!" itu adalah suara Mr. Brian y
una dan melihat Juna yang saat ini duduk pada ranjang, m
ang terpajang besar di dinding atas headboard. Jane tidak memiliki waktu mel
iba terbuka, menampilkan Mr. Brian memasuki kamar itu. "Kenapa kau masu
ekarang!" Jane terlihat bingung, di satu sisi dia takut kepada Juna, di satu sis
n menempati sisi ranjang di samping Juna sembari nmenutup tubuhnya denga
kaki dari kamarku, Mr. Brian!" gera
tanya tidur di sofa, kau akan tahu sendiri alkibatny
uat Jane bergetar ketakutan dan semakin mengeratkan
balkon dan membakar cerutunya sembari mendi
dian menghembuskan napasnya yang mengeluarkan asap mengepul. Tatapan
Buliran lembut mengalir begi
hal apa pun, selalu ada untuknya dan mampu membuatnya bertelkuk lutut di d
n, wanita itu saat ini sudah pergi dan tidak
jah yang mendongak ke langit. Membiarkan terpa
saat ini memaksa d
**
agi yang cerah. Ketika membuka mata, hal pertama kali yang dia lihat a
ke arah samping. Lagi-lagi dia meneguk ludah k
ncung, alis tebal, rahang tegas, dan ... bibir sedikit tebal y
arik dengan foto-foto yang cukup banyak di kamar itu, dua di atas meja rias
studio, yang terlihat sangat cantik. Tidak ingin berpikir ba
ahnya menuju dapur dan melihat beberapa pelayan yang sudah berada di sana. "Biar aku saja yang
selesai, ia pun menghidangkan sarapan tersebut di meja makan,
ap pagi. Pelayan tersebut menjawab kopi pahit. Karena itulah dia juga membuat k
ng rapi, kemudian melirik ke arah Juna
saja ketika pria itu hanya menatap dingin ke arahny
enghela napas, lalu duduk di hadapan sarapan yang diabaikan begitu s
epat. Kemudian meminta pelayan yang ada di sana untuk menghabiskan yang belu
sampah. la berjalan kembali ke kamar Juna, lebih tepatnya kamar
tetapi ternyata pelayan sudah menyelesaikan dengan wakt
**
angi oleh Juna. Bukannya pulang ke mansion sehabis bekerja, di
erada di mansion dan bertemu den
jang dan sedang berbulan madu. Tapi kenapa kau berakhir menyedihkan di sini?" ujar Ben