img SUGAR BEBS  /  Bab 7 [5] | 7.78%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 [5]

Jumlah Kata:2372    |    Dirilis Pada: 28/02/2024

hday

ber

gudang aktifitas lainnya. Bagi Xena ini merupakan kegembiraan sendiri karena ia tak terlalu mengingat-ingat, kepergian orang tu

ya di sekolah. Ia selalu mengingatkan kalau Xena harus memprioritaskan akademinya untuk jenjang sekolah lanjutannya

kan apartement itu; Bi Sumi. Gadis itu hanya menggeleng riang namun tangannya bergerak sibuk

kebetulan banget, dia pulang mala

suka. Gadis itu ramah dan sopan hanya saja, lebih senang menyendiri di kamar. Entah apa kegiatannya, Sumi tak ingin terlalu banyak ikut campu

dalah adik tersa

emu langsung dengan Riga. Hanya sambungan telepon juga pesan berisi perintah agar Xena tak macam-mac

, kalau akan sampai di apartement tepat jam makan malam. Xena masih sempat mandi buru-buru dan bersiap menyamb

pa berpikir menerjang pria yang hamp

karena Xena sudah menempel mirip koala. “Kamu tambah berat, astaga,” k

cewek dibilang tambah bera

tu namun sekilas saat ia melirik dekorasi di rua

liat minta diturunkan tapi

bil kue ulang tahun

anya. Ada gelanyar aneh sesaat setelah gadis itu setengah berlari meninggalkannya menu

elah mengeluarkan satu cake berpotongan ke

tahunnya. Mungkin kalau Vally masih ada, mereka pasti sedang menghabiskan waktu di p

rambutnya? Surai hitam panjang lurus itu dibuat bergelombang pun poni depannya membuat Xena terlihat tambah menggemaskan di m

innnya. Jangan

eperti

l Xena capek, lho, siapin

da kuenya, lalu meletakkannya di meja. Sigap, Xena baru akan memotong kue namun geraknya mendada

kamu nga

uh membuatnya tidak fokus atas pertanyaan Riga.

iga kembali menaha

ka memang mirip hanya saja penampilan mereka tidak. Vally menyukai warna-warna berani

h sepuasnya pandang wajah aku biar e

tujuh belas tahun ini tapi ... ia membeku kala Xena justeru menyur

Riga, kok, yang k

eras membuat Riga

a dengan Riga

atap mereka dengan pandangan tak suka. Menutup gugup, Xena menghampirinya. Menerima ulur tangan pria y

uk,

itu me

njang. “Enggak terlihat seperti

n. mengambil duduknya tepat di dep

n menghela napas. “Apa yang mau

i, di kant

nya lebih tegang ketimbang tadi. “Hampir semua pemega

hanya dirinya yang akhirnya diikuti dengan pihak keluarga lainnya, yang menentang paling keras. Sudah

bahaya. Proyeknya gi

yak penyelewengan terselubung. Saya sudah m

emilih m

f, Om. Dan saya menduga, mereka

masi ini. “Sailendra musuh Hanif

diselidiki diam

ain.” Ronald memperingati. “Hasil penyelidikan buram. Enggak ada lanjutannya. Dua tahun

ka menghela

kamu jadikan sasaran pelampiasan karena tidak ada Vally di sini.

Riga mengel

mu. Kalian berbeda. Xena masih bisa meli

“Kamu terlalu dekat dengannya. Ingat, sampai kapan p

*

ndra

mber

ya mulai menapaki arah dewasa. Banyak hal yang berubah darinya. Ia sendiri cukup terkenjut akan perubaha

Mengecek langsung proyek yang berjalan di sana. Xena bukan tak ingin mengerti hanya s

n itu bisa dihitung jari olehnya dalam kurun waktu seminggu. Biasanya, hampir setiap hari Riga mene

t mewah dan berbuat semaunya walau masih terpantau. Bayangkan saja, kalau Xena melenceng sedikti dari ja

dekatkan diri karena merasa, ini bagian dari sosialiasi dengan teman baru. Ia tak pernah menyangka ka

ement, Xena berang untuk pertama kalinya dengan Riga. dan pria itu?

Xena memilih undur

nya sudah siap. m

di sini. Oh, supir pribadi yang sengaja Riga pekerjakan u

sejak pagi bikin aku lapar,” kata Xena deng

enggemaskan juga santun itu. gadis yang tidak macam-macam dalam tingkahnya. Lembut bertutur kian hati kian tampak cantik yang d

ri ini mau makan mala

ini, Riga akhirnya pulang setelah satu bulan katanya berada di Pandeglang. Tadi pagi pesan s

buat makan

dong, Non. Pasti Tuan Riga se

iga Angkasa. Yang dijaga karena surat wasiat yang tak pernah mungkin ia lupakan hingga kini. bahkan suara seorang

ajar yang benar. Suatu saat, saya akan serahkan h

malam, pergaulan, nilai akademis, kegiatannya di luar kampus, bahkan hingga pakaiannya. Se

itu, Xena rasa tak mungkin dikemukakan oleh seorang Hanif. Buktinya, sang kakak masih bisa mondar m

edung serba guna sekolah tak boleh ikut perpisahan k

u namun Riga hanya mengedikkan bahu. Menyodorkan b

erhari-hari. Mengurung Xena kembali dalam sangkar mewahnya ta

engan piring makannya. Apa ada hal yang gadis itu pikirkan? Tapi apa? Dengan semua kemewahan yan

un. Segera ia menyelesaikan makan siangnya. “

“Semuanya sudah

masak untuk Kak Riga.” Padahal ia menyentuh dapur saja jarang sekali. Kegiatannya di dapur hanya

pur. Permintaan itu tak pernah diloloskan Bi Sumi, katanya ia takut di

atan yang pernah terjalin di antara mereka, kembali. Mungkin ngobrol santai seputaran film yang sering dilakukan mereka ber

a r

a hidangan makan malam kali ini benar-benar tanpa cela. Oh ... Xena pun sen

tak sabar bertemu dengan kakaknya. Mungkin karena ia sebatang kara? Hany

memberi info terkait siapa dirinya. Ia masih jela smengingat, malam mencekam itu. Rasanya ia sungguh beruntung masih bisa diberi

lebar. Wajahnya sudah ia pulas make up tipis juga belajar menggunakan lipstik warna peach. Parfumnya pun agak lebih banyak ketimbang bia

pa lengan yan

cantik sekali. Mirip b

at betapa sempurnanya sang kakak, pasti pujian itu d

i menyambut Riga dengan melompat seenaknya. Lebih ke arah m

, X

k cantik, tak lebih cantik dari Vallerie kalau Xena boleh bicara, yang berada di sam

papan atas. Di mana nama mereka cepat sekali naik karena menerima iklan dari banyak

i tunangan sa

anya Kalia

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY