menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya berkecamuk. Hari pertama di tempat kerja baru sehar
esar di ujung lorong itu, dia akan bertemu denga
an R
u. Jantungnya berdegup tak karuan, bukan karena rindu, teta
terakhir yang penuh air mata. Yang ada hanya kata-kata tajam, luka yang membekas, dan hati
andra
erat menghenti
hadapannya berdiri seorang pria dengan seragam militer yang begitu rapi, bahunya teg
va berdir
umamnya, lebih kep
depan dada. "Kupikir kau sud
asakan kemarahan yang dulu pernah ia rasakan. Dia mengangka
anya tidak ingin membuang waktuku
Alessandra tahu itu bukan senyuman yang ra
lu, kau yang selalu berkata ingin bersamak
sisi tubuhnya. Napasnya memburu, ber
ntuk percaya pada pria se
ntuk tidak mengerti maksudnya. Dulu, Fabian telah menghancurkan hatinya. S
a lebih tenang tetapi tetap berbahaya. "Kal
alah, itu adalah satu-satunya hal
jam sebelum suara seseorang di be
, rapat akan s
nghirup napas panjang, lalu berjalan
kan tatapan Fabian tetap mengikutinya. Ada sesuatu
ahu satu hal: in