ada hal yg akan baik nantiny
hanya tidur di kamarnya. Hidupnya berubah sejak saat dia mengenal n
ta cewek. Kapan sih cowok selalu benar yang ada selal
takan untuk membahagiakan kaum betina dan memnyakiti. Bicara tentang cowok, kadang mereka selalu salah di mata p
nya lagi-lagi membuat da
kata Olivia sambil
hadapan dengan gadis gila itu
main
pikir dengan jalan pikiran kakak sepupunya itu. Dia seka
ahagia atau bagaimana. Sudahlah, membahas tentang kakak
via terhenti saat melihat tanga
. Untuk hari ini saja dia ingin istirahat tanpa diganggu. Karena hari ini, harinya istirahat.
ari luar. Begitulah sepasang sodara itu, selalu ti
nap
au diajak main," uca
aja, Om pe
-hati
di mana?" tanya orang itu dan p
a. Dia juga akan istirahat hari ini, percuma juga dia keluar, sang raja ada di rumah. Bisa-bisa akan diintrog
Begitulah hidup semestinya, tidak usah terla
*
hampa. Sama seperti perasaan pembaca sekarang. Tak butuh waktu lama, karena memang kamar mereka sebelahan. Relva langsung masuk tanpa m
papa
us milih, kuliah di mana." Relva h
ranjang. Mencomot snack, tanpa menghiraukan makian sepupuny
enghadap gadis itu, ini adalah waktunya bertanya. Karena sebentar lagi mereka kelulusan sekolah. Sedangkan, Relva hanya cengar-cengi
-cengir." Heran Oli
amu'. Biasanya kan, lo-gue," ucap
. Kita itu udah dewasa
pa
lang lo-gue, buang aja kata-kata itu," kata Olivia terlih
Tapi, anggukan Olivia. Membuat Relva ingin menghilang saja dari t
tanya
ng ada benarnya juga sih. Toh, sekarang m
an seperti apa nantinya. Yang pasti, dia harus menyiapkan semua hal, bukan. Relva menghembuskan nafas lelah, hari i
a berpikir sebentar, memikirkan apa yang harus mereka lakukan.
Gampang kok, tinggal dicampur-cam
ak
enyum Relva semakin mengembang, dia meren
meminta bibi untuk memantau mereka, jika sewaktu-waktu dapur menjadi tidak te
*
firulla
geleng-geleng kepala melihat kedua putri majikannya. Bibi hanya diam dan membersihkan
bersihin," ujar Oliv t
sin ini dulu. Non kalau butuh
ka buat. Ingin membuat telur gulung malah menjadi kacau seperti ini. Jika di
ka menonton cara membuat telur gulung. Dasar dua gadis pembuat onar memang. Li
B
andi terus nanti bibi panggil
ap Relva, bersiap untuk
liv duduk aja. Biar bibi aja," senyum wanita paruh
ukan keahlian kami," jelas Oliv. Memang benar, mereka memang bisa m
ng-bawang itu aja, ya. Bisa, Non?" Oliv langsung berubah menjadi pucat. Di
Relva tersenyum mi
v, bersihin sa
ek Relva, setelah tahu ternyata kakaknya i
an ingin menjahili kakaknya, ternyata bibi sangat hafal tentang kesukaan kami mau pu
mari
H
tu tidak luput dari pengawasan seseorang. Benda pipih itu dimatikan, lalu te
a sudah tumbuh
. Pak Mahendra
Terima
dirindukan. Laki-laki paruh baya itu masih tetap tampan, masih tetap beribaw
nge
uga," ujar Mahendra, mem
ka mantau
," tawanya sea
? Apa lagi gadis satu itu t
a, rasanya ing
temu dengannya," ucap Mahendra te
*
pakan hal ini, seharusnya dia tidak seceroboh itu. Sekarang harus bagai
lepon supir? Tapi,
ya bantu?" tanya seorang laki-
tahu siapa laki-laki ini. Apa lagi dengan baju serba hitam seperti itu, ras
u bantuan?" tany
h jadi petaka untuk dirinya. Dia harus apa, mengulur waktu atau nego
ntar pulang. Mungk
teman," Relva berharap orang ini baik, se
at berandalan. Nona bisa jadi korb
" tanya Relv
ngat menyeramkan. Tapi, kalau laki-laki ini yang ternyata orangnya bagai
rang yang dikenalnya lewat. Walaupun itu mustahil terjadi, tapi setidaknya sedikit harapan itu
g Anda l
sudah sangat tergoda dengan tubuh Nona. Apa lagi
ng, dia bingung harus apa. Sekuat tenaga Relva melawan orang itu,
aga dia kembali melawan orang itu. Setidaknya dia harus mempertahankan mahkotanya yang selama ini dia jaga. Saat laki-laki bertubuh
makinya, saat tulang selangkang
api, baru Relva akan menelepon seseorang, tangannya sudah ditarik oleh laki-laki itu t
lva sambil menangis, dia tidak ped
ang dirasakan Relva sekarang. Bahkan tenaganya untuk melawan lagi sudah terkuras habis karena membero
Cantik," ucap orang itu, sam
a entah ke mana. Menyisakan celana pendek. Bahkan sekarang dia den
alau begitu," ujar orang itu. Sedangkan, Relva
gg
tu tersungkur. Bahkan, laki-laki itu tidak dibiarkan untuk bergerak. Dipukulnya sampai mengeluar
a!" ucap orang itu terus memuk
u
o udah berani
u
lo udah buat
u
ah berani nyakiti
laki-laki itu sudah babak belur tak berbentuk. Karena darah. Relva hanya bisa menangis sambil memeluk tubuhnya. Di
tubuhnya, orang yang sud
laki yang menolongnya. Dia benar-benar takut, sangat takut. Jika saja laki-laki itu tidak
baik aja," ucapnya sambil
sih,
Orang itu gak berbuat ap
utar balik. Untuk ke rumah temannya. Dan, dia melihat seorang laki-laki membuka celananya, menyisakan celana pendek s
eperti biasanya, selalu berk
lva untuk masuk ke mobil. Entah kenapa dia merasa nyeri saat melihat
sesekali melihat kearah gadis itu. Rasa kesal, marah berkecamuk di hatinya. Entah apa ya
an tadi benar-benar membuat dirinya menjadi seperti ini. Entah pesikisnya baik-baik saja. Entahlah, walau pun tidak ada hal yang terjadi. Ta
hanya rumah. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai rumah, rasanya dia lelah dengan semua.
anya. Seberapa kuat hatimu untuk menerima semua cobaan yang ada. Tapi, tidak ada cobaan atau pun luka yang tidak
encapai puncaknya. Air rela melewati se