untuk diterima, apa lagi
enangan. Satu minggu setelah kejadian pahit, yang hampir merusak kehidupan seorang
ah waktu di mana semua mencari jati diri setengahnya. Kepingan kehidupan terus bermunculan saat terkikisnya waktu. W
lagi, yang mungkin butuh hati yang kuat untuk melawannya. Serta kehidupan yang sesun
oto bersama, menangis, menyebarkan aib teman yang sedang ileran, dan sebagainya. Memang lucu bukan. Masa abu-abu itu sangat istimewa. Jadi, bagi kalian yan
aku nangis di si
as senyum mengejek. Masih ingatkan. Perjanjian mereka, yang akan
riak Alvin
h. Sana, Mbak."
memang kadang dia gagal untuk move on. Apa lagi kejadian kemarin,
ang sama
ain. Tapi, Alvin tetap membujuk Relva. Laki-laki itu tidak pernah gentar
vin sambil memegang tangan Relva, tentu saja Relva melepaskan tangan
gak usah pe
li seperti dulu lagi. Tapi, setidaknya dia bisa melihat Relva untuk terakhir kalinya. Mencoba untuk memper
nyak rintangan yang akan menguji setiap hubungan. Terkadang, orang melihat tidak sesui
*
h ke mana. Bukan karena perkataan Alvin tadi siang. Tapi, dia berpikir untuk memula
yang membuat pesikisnya semakin rusak. Dan, sekarang hanya benda kecil itu yang selalu membantunya untuk menghentikan hati gulandahnya. Bahkan, tangannya sudah menge
kan seseorang dari luar membua
ga." Oliv tidak bisa melanjutkan perkat
li dengan kotak P3K, gadis itu hanya mena
n," ujar Relva, m
an bo
ataan gadis itu, bisa-bisanya dia melakukan hal seperti ini. Apakah masalahnya tidak bisa diselesai
k gini?" Pertanyaan Oliv tidak dihiraukan, Relva
ya? Apa karena ke
Dia pikir, gadis itu sudah melupakan semua ke jadian yang menimpa dirinya. Ternyata dia salah, gadis itu menyimpan semua
ng dengan muka letih. Dia langsung mengambil penerba
. Pasti Oliv gak tahu hal ini," jelas Oliv, dia bahkan meneteskan air mata. Selemah itu dia jika menyangkut adik
h begini. Kamu harus tegar, harus tetap ada untuk dia," u
ini gadis itu baik-baik saja. Ternyata, putri kecilnya mempunyai luka yang a
ki paruh baya ini sekarang sama khaw
perti semula lagi. Papa gak usah khawatir,"
but kepala Oliv. Dia tersenyum sete
a olehnya. Dia sangat berterimakasih telah mengirimkan malaikat seperti Mahendra. Jika, dulu
untuk keluarga ini. Keluarga ini sudah cukup banyak menerima ke sakitan, untuk sekar
hasil dari buah pengorbanan tersebut, bukan. Maka, sekarang dia han
*
va baik-
direspon sama sekali. Mahendra tetap berjalan sambil meme
Rel
wanita itu masih terlihat muda dibandingkan umurnya. Kenapa bisa tahu h
neliti sisi ruangan. Tidak ada yang terlewat, penerawangan gadis itu cukup
mbantu apa yang sedang dialami sekarang." Senyumnya. Relva diam, sebenarnya dia tidak membutuhkan hal ini. Ju
ata Relva
cantik," puji
ya perlu waktu berdu
etulan saya ada rapat di sekita
ati-ha
seakan tak ada suhu yang membuat ruangan menjadi dingin. Entah
akan kasar. Kamu uda
, D
. Kita mulai dari yang tid
memberikannya kekuatan di setiap detiknya. Membuat dirinya pelan-pelan terbuka. Memang dia sangat membutuh kan psikiater, bu
melakukan itu. Itu artinya, kamu masih dalam tahap normal. Semuanya baik-baik aja, jadi tidak
ah dengan takdir. Tidak mudah baginya menjalani hidup tanpa sosok ib
ya menjadi hilang kendali. Jika tidak diobati dengan cepat, mungkin akan berdampak buruk. Dan, sekarang bebannya
sih,
engan gadis itu. Usianya sangat muda, untungnya dia bisa mengontrol dirinya
pulang dulu. Mungkin papa udah sel
m hatinya. Setelah keluar dari ruangan itu, dia sedikit merasa lega
, ud
a menahannya sendiri. Sekarang, dia membaginya. Mungkin memang lebih baiknya masalah itu diceritakan, jika dipendam sendiri itu akan jauh lebih berat. Jika, bisa dibagi ma
cengeng. Kita pulang,
mengeleng melihat tingkang putri semata wayangnya. Gadis yang selalu meng
an sesuai kehendak kita, karena sudah ada yang mengatur takdir masing-masing
ti akan digantikan dengan yang lebih baik lagi. Tidak ada di dunia ini yang t
ban, tidak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Nikmati setiap langkah tempat berpijak, nikmati setiap pahitnya