i unggun yang membara, para peserta berkumpul, duduk bersila di atas tanah beralaskan jaket atau kain seadan
di tengah, mengawasi mereka
ingin kalian dengar sesuatu," kata Kak Bila, suaranya
ta menoleh den
?" tanya Joko, setengah
erita lama. Mungkin ini hanya legen
lum berangkat. Fadli, yang sejak tadi terli
entang y
rkemahan yang datang ke sini, persis seperti kita. Mereka mendirikan tenda, membuat api unggun, dan menj
tak pelan, seolah
a meng
g sej
tanya Riz
bumi perkemahan kosong. Tenda mereka masih berdiri, barang-barang masih ada, b
ndang, ekspresi mereka ber
ereka hilang begitu saj
Satu-satunya yang ditemukan hanyalah sebu
i diam, menajamka
ulu kuduk siapa pun merinding," lanjut Kak Bila. Ia menatap
Kak?" suara Maya terdengar
emudian, dengan nada lambat
ikuti bi
, suasan
yang B
ari arah hutan, menyapu bumi perkemahan dengan kekuatan yang tidak biasa. Api unggu
i, Fadli mengusap tengkuknya dengan gelisah. Bahkan Riz
a ini?" b
enerawang ke arah hutan yang kini
ntara dedaunan, menciptakan suara
erti suara yang nyaris tak terdengar-seperti se
benar-benar
ka saling
diam. Hutan in