Unduh Aplikasi panas
Beranda / Adventure / Labirin Bisikan Seruni
Labirin Bisikan Seruni

Labirin Bisikan Seruni

5.0

Labirin Bisikan Seruni adalah sebuah kisah penuh misteri dan ketegangan yang membawa sekelompok peserta perkemahan ke dalam hutan terpencil yang menyimpan rahasia kelam. Di tengah keindahan alam yang sepi, mereka mulai mendengar bisikan-bisikan aneh, melihat bayangan yang tak dapat dijelaskan, dan mengalami peristiwa-peristiwa yang semakin mengerikan. DA, seorang peserta yang lebih banyak mencatat, menemukan sebuah buku catatan yang seakan hidup, menuliskan peringatan-peringatan yang semakin menjerat mereka ke dalam sebuah labirin tak kasat mata. Ketika mereka menemukan goa tersembunyi, terungkaplah kenyataan bahwa tempat ini bukanlah sekadar lokasi perkemahan biasa. Rahasia-rahasia masa lalu yang melibatkan hilangnya sekelompok orang mulai terungkap, dan semakin banyak peserta yang terperangkap dalam gelapnya bisikan dan bayangan. Ketika peristiwa-peristiwa aneh mulai mengancam keselamatan mereka, ketegangan meningkat. Satu per satu, mereka mulai merasakan bahwa mereka bukan hanya tersesat di dalam hutan-mereka terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih gelap. Apakah mereka akan bisa keluar, ataukah mereka akan terperangkap selamanya dalam "Labirin Bisikan Seruni"?

Konten

Bab 1 Perjalanan ke Bumi Perkemahan

Udara siang itu terasa hangat, dengan langit biru membentang luas tanpa awan yang mengganggu. Bus besar berwarna putih dengan logo sekolah yang sudah sedikit pudar melaju di jalan berkelok, meninggalkan hiruk-pikuk kota menuju kawasan hutan yang lebih sunyi. Di dalam bus, suara tawa dan obrolan peserta memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer ceria khas perjalanan sekolah.

Sebagian peserta sibuk mengobrol dengan teman sebangku, berbagi camilan, atau bahkan memainkan game di ponsel mereka. Namun, di antara mereka, seorang gadis bernama Maya duduk dengan ekspresi gelisah, pandangannya terarah ke jendela, memperhatikan pepohonan yang tampak semakin rapat. Ia menggigit bibirnya, lalu menghela napas pelan.

"Ada apa?" tanya Fadli, teman sebangkunya, sambil mengunyah permen karet.

Maya meliriknya sekilas, ragu sejenak sebelum menjawab. "Tadi malam aku mimpi aneh."

Fadli menaikkan alisnya. "Mimpi apa?"

Maya menggenggam ujung sweaternya, menatap lurus ke depan seolah masih bisa melihat potongan mimpi itu. "Aku melihat tenda kita dikelilingi kabut tebal, begitu pekat sampai hampir nggak bisa melihat apa pun. Dan ada seseorang berdiri di kejauhan, hanya diam, nggak bergerak, tapi aku tahu dia melihat ke arah kita."

Fadli tertawa kecil. "Udahlah, itu cuma mimpi. Lagian, kita ini mau kemah biasa aja, bukan ekspedisi horror."

Namun, Maya tidak tertawa. Tatapannya tetap dipenuhi kegelisahan, seakan perasaan tidak nyaman itu masih menempel padanya.

Di bagian depan bus, Kak Barik, pembina perkemahan yang terkenal santai namun tegas, berdiri dari kursinya dan menepuk tangannya keras. "Oke, semuanya, dengarkan baik-baik!"

Suara percakapan mereda, meskipun beberapa masih berbisik di antara mereka.

"Kita hampir sampai di Bumi Perkemahan Seruni. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ini adalah kegiatan wajib yang bertujuan melatih kemandirian dan kerja sama kalian. Saya nggak mau ada yang manja, males-malesan, atau cari alasan buat menghindar dari tugas!"

Beberapa peserta tertawa kecil, sebagian lainnya hanya mengangguk dengan malas.

"Kalian harus tetap bersama kelompok masing-masing, nggak ada yang boleh pergi sendirian ke hutan tanpa izin. Paham?" lanjut Kak Barik.

"Siap, Kak!" jawab peserta serempak, meskipun beberapa terdengar setengah hati.

Di samping Kak Barik, Kak Bila, pembina lainnya yang lebih lembut dan keibuan, tersenyum. "Perkemahan ini juga tentang kebersamaan. Kalian akan belajar banyak hal baru, jadi tetaplah semangat dan saling membantu, ya!"

Sementara itu, di sudut lain bus, seorang pemuda berkacamata duduk dengan kepala sedikit menunduk, jemarinya sibuk menulis sesuatu di sebuah buku catatan hitam. DA, berbeda dari peserta lain, tampak lebih serius dan pendiam. Ia mencatat sesuatu dengan tulisan rapi, sesekali melirik ke luar jendela dengan tatapan penuh perhitungan.

Bus melaju semakin jauh dari jalan utama, memasuki kawasan yang lebih terpencil. Pepohonan tinggi menjulang di kedua sisi jalan, menciptakan bayangan panjang yang bergerak seiring bus melewatinya. Suasana di dalam bus perlahan berubah, tak lagi seceria tadi. Beberapa peserta mulai memperhatikan lingkungan sekitar, menyadari bahwa mereka sudah jauh dari kota.

Maya mengusap kedua lengannya, merasa udara tiba-tiba menjadi lebih dingin, padahal AC bus tidak berubah. Entah kenapa, ada perasaan aneh yang menggantung di udara-seperti peringatan samar yang berusaha menyentuh kesadarannya.

Di luar, di antara rimbunan pepohonan yang semakin lebat, sesuatu seakan bergerak di antara bayangan. Tapi tak ada seorang pun yang memperhatikannya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY