genda Hutan Seruni, suasana di antara para peserta menjadi lebih hening dari sebelumnya. Beberapa masih berbincang dalam bisik-bisi
A masih
unggun yang mulai meredup, tatapannya mengarah ke hutan yang gelap. Ada sesuat
lan da
ara serangga malam yang biasanya ramai tetap tidak terdengar. Hanya ad
masuk ke tenda mereka. Rizal dan beberapa anak laki-laki lainnya masih be
uatu yang menarik
. Lampu-lampu senter yang masih menyala dari dalam tenda peserta hanya berpenda
antara akar-akar besar yang menjalar di tanah, sekelebat bayangan t
ada
sesuatu
angnya dipenuhi lumut tebal. Lalu, ia melihatnya-sebuah buku lusuh yang nya
yang
lembap. Saat ia mengangkatnya, sebagian tanah basah ikut terangka
. DA perlahan membuka halaman pertamanya, dan meskipun kertasnya sudah meng
ang membuatnya terasa ganjil-seakan-akan di
erapa halaman,
. Seperti seseorang yang berjalan di antara kami,
neh menjalar di punggungnya
pepohonan. Mereka selalu ada di sudut matak
nahan
antara daun-daun, di antara akar-akar yang menjalar di ta
isa merasakan jantungn
rakhir yang bisa dibaca. Tulisan di sana lebih ka
eka tahu bahwa kal
gin bertiup l
tengkuknya, seolah ada sesuat
ru. Ia tidak b
mahan, terdengar suara Maya
sadarannya. Dengan cepat, ia menut
belakang, ia berjalan
gkah, ia mendengar s
k terdengar, seolah data
lihat k