img SENANDUNG KEMATIAN  /  Bab 4 Diculik | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Diculik

Jumlah Kata:1501    |    Dirilis Pada: 30/04/2025

sejumlah uang padaku setiap bulannya," ujarnya lantang.

erlunasi apa itu tidak

dah. Tidak mungkin harganya setara dengan hutang suamiku." Hati

u catatan. Marni menolak dan menawarkan agar uang yang diteriman

rti itu, tidk mungkin hanya melayani satu orang dalam sehari, 'kan?" Marni berjalan santai dan menatap tajam pria yang di hadapannya.

g ibu. Saat ia membuka mulut untuk membela diri

dibawa menjauh dari rumah. Nabila hanya mampu mencoba melep

apartemen. Wirno tersenyum senang sebab hutangnya lunas dan ia t

club, ia sudah yakin bahwa wan

*

dang menerangkan apa yang diderita oleh anaknya, Aluna. Dokter itu membe

kter itu berpamitan. Ia menawarkan diri

us obat anaknya. Sebelum pergi, Wanita itu menatap Al

giyakan hal itu. Mereka akhirnya berdampi

pai di parkiran. Dokter Fakul meminta agar Mira selalu mengh

e opotek cukup memakan waktu. Mira menghela napas gusar saar me

anita itu membayar obat sambil memukul lelah bahu dan merenggangkan kaki

epat langkah sebab khawatir kepada Aluna. Wanita itu tak me

ki mendekatinya. Ia segera bangkit kemudian memeluk erat o

u mengincar dirinya. Satu tembakan diarahkan pada kaki

tersungkur ke tanah. Meringis sakit dis

ngin yang mengalir di kening. Wajahnya pucat

stolnya. Decakan kecil terdengar dari pelaku penembakan Mi

Ia meraih balok kayu yang berada tak jauh darinya, lalu memukul tangan orang itu. Darah se

enggamnya erat kayu itu dan menyodorkannya ke depan guna melindungi

Aluna yang sendirian di apartemen.

u saat ini tertuju pada Aluna. Orang di hapadannya tak mungkin menyerang seoran

Ia diam membisu saat apartemen itu terasa sunyi. Mira lebih menyukai jika di

h. Mata itu mengabur dengan pandangan mencari Aluna. Mira tid

Ia menyeka keringat di wajah, kemudian menekan tombol handphone. Jariny

erderai. Wanita itu menyesal mening

jejak air mata lalu bernapas lega saat Dokter Fakul ya

eberang sana mencoba menelepon seorang polisi tetapi langsung dice

lisi, Bu," ujar Dokter Fakul mencoba m

Jika Dokter tak ingin membantu saya, tak masalah. Saya bisa s

n lutut. Tiba-tiba sebuah senandung terdengar di te

menegakkan punggung dan mengangkat kepalanya. I

sang pendengarannya sekali lagi. Namun,

gin meminta bantuan siapa lagi di tempat

*

ung. Ia melirik cemas ke kiri dan kanan demi memas

rasa sakitnya. Satu tarikan pada rambut legam Aluna membuat gadis itu keta

di gudang apartemennya. Ia yakin Mir

bekap mulut itu dengan plastik yang dikepalkan. Aluna tak mampu mel

n tawa kecil. Marni yang melihat itu mengangk

bertanya dengan menatap sinis Aluna, anak dari Mira. Ia tak habis pikir de

dari luar. Aluna yang tadinya duduk di pojok, berjalan dan langsung

uat Aluna mundur perlahan. Gadis itu berjongkok di depan pin

pening. Plastik yang tadinya membungkam mulut, terlepas sendiri.

membuatnya mengantuk. Perlahan kepala Aluna seakan melayang lalu j

ang penculikan sang anak seorang diri. Ia se

p di sana. Wanita itu mengerang frustrasi. Sudah berulang kali rekaman CCT

partemen. Ia tak sengaja bertemu Marni. Wanit

ketika Marni menanyakan hal itu. Ia membal

yang saya sekap?" Napas Mira tersengal-sengal sebab amarah. Ia mencoba m

tu yang membuat wanita itu tersentak. Perlahan tan

saya berhasil," ujarnya disertai taw

anita itu membisikkan sesuatu yang mampu membuat k

l putri saya, lalu bag

ika. Wajahnya pucat. Sesekali tangan wanita itu mengusap kasar

bagaimana keadaan anaknya itu sekarang. Ia pun tak tahu. Wanita ular

sekan damai saat melihat Mira menderita ketika Aluna hilan

terjatuh ke bawah jikalau tak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY