artemen s
Aku bekerja hingga larut malam untuk mendapatkan kepercayaan atasan. Sementara kau, selal
epala tertunduk. Matanya yang sayu memancarkan kelelahan berca
nang. "Obat Papa sudah habis, dan aku ingin melapor padamu sebelum menggunakan uangmu. Dan semalam..
endengus dingin. Tatapannya penuh kejengkelan seo
g tuaku. Selain itu..." Will terdiam sejenak sebelum melanjutkan dengan nada yang lebih rendah namun menusuk hati. "Ka
daripada bentakan apa pun. Tubuhnya menegang, bibi
nikahan yang selama ini ia pertahankan dengan sepenuh
anya Zanilla dengan suara bergetar. Ia hampir ti
kejengkelan. "Aku menikahimu hanya karena ta
anilla menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca, tetapi seb
di istri yang baik dan perhatian, berharap sikap suaminya akan melunak seiri
r lagi, sedangkan kau masih bermalas-malasan di kamar. Istri macam ap
ahan luapan emosi. Ia tahu suara itu-ibu mer
kamar. Meski hatinya hancur, ia tetap menjalankan tugasnya
piring sarapan untuk suami dan kedua mertuanya. Tangannya gemetar saat ia menuan
," ucap Zanilla dengan
pkan terima kasih atau sekadar menyapa. Zanilla menelan rasa sesaknya. Ini bukan pertama
suara seorang Will
, di man
ya, langsung bergegas k
asi di dalam lemari. Tangannya menggeser beberapa pakaian den
janya. Saat Zanilla mendekat dan menyerahkan dasin
a kasih. Tanpa sek
nnya hanyalah an
a ke dalam keranjang cucian. Sambil tetap sibuk dengan pekerjaannya, ia melirik ke arah Will y
n penuh harap. "Musim dingin sudah tiba, dan jaket Papa sudah robek serta kusam.
gan sedikit kepedulian. Namun, seperti yang sudah-sud
kat, jadi aku ingin membeli sesuatu untuk Papa dan Mama. Gaji yang kamu berikan bulan lalu sengaja aku tabung untuk kep
pi tanpa menatapnya. "Lakukan saja," j
untuk mengungkapkan satu permintaan kecilnya sendiri. "Ada lagi... Aku
i, mengabaikannya begitu saja. Ia berjalan keluar kamar tanpa sedikit pun
menjauh. Senyum kecil yang tadi berusaha ia pertahankan kini mem
uk beli kemeja baruku..." gumamnya pela
i menghimpit dadanya. Bukan tentang uang, bukan tentang kemeja...
yang lalu. Namun, pernikahan itu tidak seperti yang diimpikan banyak orang. Tid
nya, Zanilla hanya bisa menelan kekecewaan, berharap ada sedikit kehangatan dari
m terhadap suaminya membuatnya tetap bertahan. Ia bahkan berusaha keras untuk mengamb
a masih berdiri di dapur, memb
apkan dengan penuh perhatian. Sementara itu, Will menyelesaikan sa
akan siang untukmu!" uca
nya menggumam singkat,
gkit dari kursinya, meraih ta
u!" katanya, hanya berpami
kadar mengucapkan satu kata untuknya. Namun, harapan itu sia-sia. Will
an hatinya yang semakin lama semakin sesak. Ia
sirna ketika suara tajam mertua
, sementara dirimu hanya tahu sibuk di dapu
gang, namun
s," lanjut wanita itu dengan nada sinis. "Selena selain cantik, juga
res dengan pernyataan itu. "Selena? Menjadi
lum kamu muncul, selama ini dia bekerja di satu perusahaan dengan Will. Tidak tahu kenapa
asa seperti pisau y
emua kebutuhanmu juga dari suamimu. Pantas saja Will m
pala. Dadanya sesak, namun ia menahan air
kup untuk menyenangkan mereka. Rupanya Will memiliki pacar saat itu
tuk keluarga ini. Tapi, sepertinya
a menikahimu? Saat itu, dia sedang berkencan dengan Selena, bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan! Will bisa saja membayar bi
an susunan piring sedikit gemetar. Kata-kata it
ini pernikahannya hanya
bali ke masa tiga tahun lalu-saat
sa, hidup sederhana, tanpa pernah memba
pria berdiri diam dalam keputusasaan. Di kejauhan, sebuah truk
ng mengancam pria itu. Jarak antara Will dan truk semakin dekat. Tanpa b
uh tubuhnya, tapi setidaknya Will selamat. Zanilla yang di saat
lamarku begitu saja. Tanpa ragu aku juga menerimanya dan berusaha menjadi istri dan menant
ncintaiku, ternyata, aku menikah denga
an perasaan pada wanita itu? Apakah selama ini ia hanya menjadi penghal