hangat untuk ayah mertuanya. Setelah puas dengan pilihannya, ia juga mengambil beberapa kemeja untuk suaminya, memastikan bahwa se
ng yang sudah ia sisihkan dengan hati-hati. Namun, setelah transaksi selesai, ia
yang tersisa di tangannya. Ia menarik napas dalam, lalu tersenyum kecil, menenang
n di hatinya karena ia bisa membelikan sesuatu untuk orang-orang di rumah. Senyum kecil menghiasi wajahnya. Namun, saat ia be
engan bajunya sedikit dan menatap tangan kirinya yang dipenuhi bekas suntikan. Pandangan itu membuat dadannya merasa lebih baik. Setelah beberapa menit berlalu dan kepalanya tid
ati. Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok suaminya. Namun, langkahnya tiba-tiba
g begitu hangat-sesuatu yang jarang sekali ia dapatkan. Perasaan aneh menyelusup k
u mendekat, keduanya meny
ar, tidak menunjukkan sedikit pun kej
dorkan bekal yang sudah ia persiapkan sejak pagi. "M
menjawab, "Aku lupa memberitahumu. Aku dan Selena
sebelah Will dengan lebih saksama. Wanita itu cantik, tampak anggun dengan
a wanita yang pernah mengisi hati Will? Wanita yang
suk di hati Zanilla. Ia mengulurkan tangan dengan percaya diri. "
aku Zanilla, senang bertemu denganmu juga," kata
nada yang dibuat-buat seolah peduli, "Zanilla, hanya sekadar masukan. Kamu adalah istri Will. Mengenakan pakaian kusam ke perusaha
a merasa kecil dan tak berharga. Namun, ia menelan
u, aku langsung datang ke sini dan tidak sempat
gan situasi ini. Ia melirik arl
menunggu kita," ujar Selena dengan nada man
minya pergi bersama wanita lain. Hatinya mencelos, tetapi
jauh, Zanilla menunduk, mer
alah mantan pacarnya. Selama ini aku tidak tahu apa-apa... Seperti o
ih, dipenuhi pertanyaan y
. apakah membuatmu
am
suaminya akan segera pulang kerja. Wajah wanita
n Will pasti akan gembira. Akhirnya aku bisa m
cemberut, seolah-olah hari ini ia baru saja melewati sesuatu yang sangat melelahk
ngat. Senyuman yang selalu ia berikan untuk suamin
lalu mengambil jas dan tas suaminya. Dengan telaten, ia meletakkannya d
lelah. Saat Zanilla duduk di hadapannya, ia baru membuka mulu
obat, mereka langsung istirahat. Aku akan me
mengambil sendok dan mulai menya
terjadi sesuatu di perusahaan? Bagaimana
jang. "Tidak lancar. Kontrak kerja sama kami ditolak," j
suara lembut, mencoba menenangkan suaminya. "K
ggapi, hanya mel
h tenang namun tetap mengandung tekanan. "Bagaimana dengan biaya bu
awatir," jawabnya, lalu dengan sigap menga
n obat untuk ayah mertuanya sudah menghabiskan sebagian besar dari penghasilan mereka. Tapi sebagai istri, ia tidak ingin
melangkah menuju kamar. Zanilla membersihkan meja dengan cepat sebelum menyusulnya,
nil
as. "Iya, ada apa?" tanyanya cemas begitu melihat suaminya berdiri di samping ranjang
Will, nada suaranya jel
anjaan yang ia bawa
tahun baru," jawabnya pela
bisa memikirkan kondisi kita? Gajiku akan dipotong karena kegagalanku hari ini!" suaranya terdengar penuh te