img Arya Maresya: Young Wizard  /  Bab 1 Asap dari Timur | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Arya Maresya: Young Wizard

Arya Maresya: Young Wizard

Penulis: archie-midas
img img img

Bab 1 Asap dari Timur

Jumlah Kata:2104    |    Dirilis Pada: 16/05/2025

ih keras kepala bernyanyi dan embun yang malas beringsut dari ujung daun kelapa. Udara pagi dari Hutan Arun

ri arah timur.

ari pancuran?" Suara Ki Jagapa

irnya keruh. Agak

panik. Namun pagi itu, Arya bisa melihat jemarinya yang menggenggam tongkat rotan-bukan

mmm," gumamnya. "Kau masih ingat ajaran

ang dari timur dan air keruh, it

imbang, apakah Arya sudah cukup besar untuk tahu sesuatu yang lebih

Api?" tanya Ki Jagapati, suaranya

rita, kan? Makhluk dari asap yang m

ain usang. Dari dalamnya, dia mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan hitam pekat. "Ini Abu Darurat

ol itu. "Kenapa

yu yang mengeluarkan bunyi reot dan memandangi langit. Kabut tipis mulai naik da

lihat. Dan Lelembut Api... membakar

mimpi aneh-mimpi tentang suara-suara yang memanggil dari balik kabut, mata merah menyala, dan tangan-tangan arang yang meny

gat mimpi-mimpi itu denga

reka bukan mimpi, Arya. Itu peringatan

di antara pohon-pohon nyiur tampak lebih sepi dari biasanya. Bahkan Mak Rini, ya

eka berpapasan. "Bau gosong. Macan juga ngg

a kembali ke rumah, dia menemukan Ki Jagapati

," katanya tanpa menatap Arya. "Ada

ndi

at di sini selain aku."

it bibir. "A

kembali sebelum fajar... ambil gulungan di bawah tempat tidurk

pati meninggalkan rumah tanpa suara. Dan untuk p

tang tan

genangan air. Ia duduk di beranda, botol Abu Darurat di genggaman, matanya tak lepas

ia mel

asap yang menggulung, bergelombang, seperti napas raksasa yang tak bisa

mbut

h, hanya tubuh melayang dari asap yang membentuk siluet manusia-tinggi, ramping, dan menyala da

tidak meliha

dalam rumah, tiba-tiba dari balik pohon

n berg

erjubah gelap berdiri di sana, waj

arang, dia akan tahu ka

" tanya Ary

itu menjawab, Lel

rlahan ke

enyala

ah te

emudi

erjalan ke arah Arya

narik tangan Arya

a membutakan matanya sejenak, lalu mereka berlari ke ar

ng. Ia tak tahu siapa orang itu. Ia tak tahu

alam ini... hidupnya t

itu, dari kejauhan, suara

--------

h mencambuk wajah Arya saat ia berlari menembus hutan. Orang berjubah itu memegang erat tangannya, tidak berkata sepatah kat

terlalu keras, tapi cukup untuk memb

an?" teriak Arya sa

njawab. Tapi mengg

ali tampak semburat merah meny

bukan kabut dingin, tapi seperti kabut hangus... yang mengeri

kan langkahnya, menjatuhkan tubuh ke tanah yang l

akhirnya

i

kan tudung

dunia Arya r

dung itu... adala

mar di sudut matanya. Suara yang keluar pun berat, lebih d

r. "Tapi aku... bagian dari k

idak m

al. Ini pasti tipua

gambar segel sihir di atas tanah basah. Simbolnya bercahaya biru, dan dari simbol itu muncul peta:

tang karena batasnya retak. Dan retaknya karena seseorang-atau s

ludah. "Segel

ang dibuat oleh Tujuh Leluhur. Yang

menunjuk

keturunan itu.

ra burung. Bahkan tak ada suara Lelembut Api la

ni. Tapi semuanya terasa begitu nyata. Bahkan bau tanah lemba

penyatu segel itu," katanya pelan

sahkan dari garis sihir, agar kekuatanmu tak tumbuh ter

nya. Lalu ia menatap sosok di hadapannya, ki

a seka

runtuh," jawabnya. "Dan malam ini, buka

ang. "Apa

i hening seperti semula. Tapi di tempat dia berdiri tadi, tetap

iba, dari

uit terde

ka

dua

u t

lu

kee

mem

?" bis

yikan maksimal tiga kali untuk kode darurat. Empat b

n dari seseorang

mpan Ki Jagapati di belakang dinding. Ia mengambilnya cep

u suara Ki

n itu

wal dari sesuatu

ya tahu

mungkin akan tetap hidup. Tapi dia tidak

at dan dunia mulai berubah warna di sekelilingny

ilah segala

--------

menggores betisnya, tapi ia tak peduli. Suara peluit itu terus memanggil. Empat k

meniupnya empat kali," gumam Arya, l

h? Sesuatu yang membuat peluit itu bukan sekad

ngit tampak bergetar samar-atau hanya matanya yang mulai menyesua

a meli

pelan dari balik rerimbunan

kah. Botol Abu Darurat

ende

eliha

idak bergerak. Matanya terbuka. Tapi tidak berkedip. Bibirnya kaku. Lehernya sed

Arya b

a terpental ke belakang. Cahaya biru langsung menyambar perg

nggigit bibir, m

ndekat, suara lain terde

n pe

uara l

la

re

eperti

h, siap melempar

Lelembut Api

makhlu

sia tua bungkuk dengan telinga panjang yang hampir menyentuh lututnya, mata bulat be

wa suling kecil d

eniu

at

bertanya, dadany

Tapi ia menunduk sopan, lalu

kau lakuka

tu mengge

menyapu tanah, dan mata merah menyala. Tapi tidak berkabut seperti Lelembut Api. Soso

elah dibuk

m. Seolah berasal da

ur. "Apa

ngkaran segel, dan segalanya terasa le

harusnya ada di

m. "Kalau begitu sia

mendekat s

ahm

ter

erasa b

jawabnya pelan. "Dia m

"Mati?" Ia menunjuk Ki Ja

kau seb

ni. Yang penting adalah kau d

ingin. "Dan takdir

menyusut. Cahaya menghilang perlahan

enjeri

pat dan menyentakkan sulingnya ke tanah. Dari situ, cahaya melesat membentu

u dalam bahasa yang terdengar

kata

a

yang kini tergeletak diam, wajahnya putih

ka, dan di telapak tangannya, ada ses

kubah pelindung. Menerobos api

a ia meno

bah itu sud

awa dingin yang terlalu su

nnya bergetar. Ia m

atu kalimat d

rus memilih: lindungi dunia... ata

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY