img Arya Maresya: Young Wizard  /  Bab 2 Akademi yang Tidak Pernah Diingat | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Akademi yang Tidak Pernah Diingat

Jumlah Kata:1745    |    Dirilis Pada: 16/05/2025

ri sejak mala

gan mantra tertua yang Arya tahu. Sejak gulungan rahasia yang kini tersembunyi d

pat-suara yang tidak seharusnya terdengar oleh siapa pun-masih terus

bah Sukmawangsa. Di sekelilingnya, para calon murid lain dari seluruh pelosok negeri mengenakan jubah pelajar warna biru

gkan

k bajunya, mencoba menyatu dengan derak r

lika juga?" suara rama

ang dua, mengenakan peniti berbentuk awan dan perunggu kec

engulurkan tangan. "Dari K

alu menjabat. "Arya

ubah. "Desa yang dikabarkan terbaka

enundu

lebih jauh. Tapi justru sebaliknya, L

emiliki satu kelas rahasia. Kelas untuk anak

oleh. "M

g, dulu pernah ada siswa yang... bukan manusia

ngkat bahunya. "Kamu tahu

berjubah di malam itu. Dan juga makhluk s

. bagian dar

suara dan batu sekaligus. Tiap tingkatnya memancarkan cahaya berbeda. Angin yang berhembus membawa suara mantra. Awan tipis menyelubungi punca

suara magis dari menara. Tidak berasal dari sese

pan, dipecah, dan

raksasa di aula masuk. Bola itu akan memancarkan warna sesuai afinit

nggi dan percaya diri. Bola sihirnya memancark

a hijaunya seperti daun

rya di

an tangan di atas bola sihir itu. Di

u d

de

ga

idak m

id mulai

mendekat.

entuhkan kedua tangannya,

itu-tidak

kan be

emas keluar sepe

satu dari tujuh w

ahaya ke

suara peluit terd

mem

a semua or

an ekspresi serius. Tangannya terangkat pelan, dan

itu. Menatapnya.

a sangat pelan, namun men

rusnya bera

jawab, tapi su

an dipi

Arya akhirn

s menata

ng tidak per

-------

tanah tidak terbuat dari b

endah seperti tabuhan kendang yang tenggelam di air. Tangga itu spiral, turun dan terus turun, tanpa penerangan,

ini tidak pernah tercatat dalam arsip. Tidak ada daftar murid. T

ludah. "Ken

ejenak, lalu melanjutkan langkahny

at s

ademi adalah calon penyihir. S

logam berukir-ukiran wajah manusia tanpa mata. Tangan Pak Tulus menyentuh permukaan pint

itu menel

n te

ne

dipenuhi simbol yang tidak bisa dibaca, dan di tengahnya ada kolam air ten

ruangan, ad

masing-masing di

m, wajahnya tertutup topeng separuh. Mata

ambutnya putih, dan kedua telinganya runcing. Ia se

masan, matanya kosong, tapi tubuhnya meman

nuh bekas luka, senyum lebar, dan mata merah

empat, senyum makin lebar.

hal, Arya Maresya. Di kelas ini, tidak ada yang bena

engh

Tanpa pintu

tu, bersama empat orang asing... dan

icara duluan. Suaran

ku Wa

ber

ibuang dari kastil langit. Aku bis

i boca

h. "Aku tidak bisa bicara dengan manusia

menunduk. Tidak berk

i mata

ah mati. Tapi seseorang memanggilku ke

mendekat cepat-terlalu cepat. Dalam sekejap, ia sudah a

an dari atas." Ia mengangkat dagu Arya dengan sat

is tangann

"Karena kalau kau tahu, mungkin

rsinar dan menciptakan bayangan langit penuh bintang

a papan tulis. Tidak ada guru. Tap

akan menerima misi dari Dewan Dalam. Kita

atu. Ia merasa tidak nyaman. T

da siapa pun. Seperti kolam hitam di tengah ruanga

ndekat

ayanganny

n itu, bukan waja

ajah a

up. Dengan mata yang

dengar dari

tara mereka yang

-------

Terlalu tenang. Seolah sega

tak pernah ia lihat sejelas ini sebelumnya. Mata itu biru keperakan. Rahang kokoh

a dari kolam-yang me

tara mereka yang

a mati?" bisik Arya, leb

t di belakang, seperti bisa me

gan bersedekap, senyum miring di bibirn

hida, meski nadanya tetap dingin. "Kolam itu

Arya berta

lihatkan separuh wajah di baliknya. Kulitnya retak seperti porsele

h oleh sesuatu yang seharusnya tidak

coret lantai. "Atau seperti Lelembut Api," katanya pelan.

tungnya berdeba

ah diserang Lelembut Api. Itu seb

ni benar-benar memperhatika

i kolam. "Jika dia ditelan, bukan dibak

mana?" Ar

gumaman pelan: "Di

"Akademi punya pe

pat mantra-mantra terlarang disimpan. Dindingnya terbuat dari kulit binatang

mua yang pernah mencoba mas

ya erat-erat. Lalu mena

ng. Tapi gema suaranya masi

reka yang tid

a, muncul satu keingi

ntuk menjadi

ungkap siapa di

, Arya ti

ng berhembus dari arah selatan. Di kejauhan, kilatan petir men

ayang perlahan. Tidak berwujud. Tidak

rya me

u perbedaannya sekarang. Ini b

uatu ya

yang l

sihir tua di langit menyala samar, membentuk huruf-hur

bisa me

. Segel harus retak se

enggam len

ari malam peluit itu m

ini, ia

idak bisa l

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY