a tiga kali - nyaring,
perlahan, satu per satu, menampilkan wajah-wajah tua dan bayan
erpencil: pulau terapung, gurun sihir, atau menara tersembunyi di bawah laut. Tapi s
ertama - wanita tua dengan kulit seperti belulang kay
"Ya. Buku Sampul Sunyi telah bangkit.
tiga - suara lelaki muda, tapi dengan eko
runika. Diasuh oleh Jagapati, m
nya t
roh yang berbicara l
nan Pen
l. Semua darah mereka telah dimurn
anya gema yang keluar dar
n oleh Ki Sagara sebelum penutupan. Bayi yang dikabarkan mati dala
itu legenda," k
ng Sampul Sunyi," kata Suara
baru memas
lembaran surat sihir kuno yang tak terbaca. Ia
atanya pelan. "Deng
?" tanya Su
membuka t
ia. Separuh lagi terbuat dari cermi
u... S
ngsung
Suara Ketiga. "Kau ma
tian hanyalah pintu. Dan aku
kau ke
menghadapi enam segel lainnya. Dan anak itu-Arya Maresya-akan membuka
nyala. Huruf-huruf kuno bergerak
an lagi sunyi. Persiapkan pengkh
ertama
mu, Sagara
n dia berpikir bahwa dia bebas. B
etelah
ergetar samar. "Kita hancurkan dia se
alam. Di paruhnya menggantung sehelai kain kecil dari jubah A
bulan, robeka
mulai terbangun dari bawah tanah-mereka yang da
ai berbisi
res
------
u datang bersam
mimpi
yang semuanya tertutup. Setiap pintu memiliki simbol berbeda-api, air, angin
tu cermin itu, bayanganny
n itu b
nya, mereka akan
a terb
a dengan lapisan dalam merah tua. Warna para murid istimewa,
hilang sejak subuh. Wahida, seperti biasa, hanya
enusuk punggungnya-bukan rasa sakit, tapi dorongan hal
ah s
g. Dilipat kecil. Tidak a
is di tengah halaman deng
ya siapa pun
angannya bergetar saa
hitam - simbol yang sama dengan bekas yang mu
uh simbol itu, tint
ber
i sebu
an peta
eta dari baw
kini berdiri di samping Arya tanpa suara, s
ni," Arya menun
a. "Simbol spiral... i
cepat. "Kau k
lan ke arah dinding, menggambar sesuatu di udara dengan jariny
egel ketujuh. Dia menghi
ngingat
a i
lam Dewan. Dan juga... oleh G
im surat ini... kenap
kin... dia tahu kau akan membuka
menyelinap kel
atu dengan ba
k tangannya seperti cap luka bakar. Setiap langkah membawanya
i balik patung naga batu yang ti
yang hanya bisa dima
itu... ia menemukan
elajar. Bukan
i m
bertuliskan nama-nama kuno dalam baha
angan, ada satu p
ng perlahan-sebuah jubah hitam berlengan sobek,
men
bergerak, s
nulis s
erlalu
terlambat un
maka ketujuh gerbang ti
mun
di bawahny
yala dalam pola
dari dinding, bukan dari kertas,
alam d
ua... tela