am satu sama lain, tak ada satupun
terburu-buru di sebuah mall, tanpa melihat apapun di
k sedang ada urusan bisnis di mall itu, karena mereka tampak tidak seperti pengunjung pada umumnya. Namun,
. Karena nyonya pasti suda
yang berdebat dengan Arsyana itu menyelak perdebatan mereka,
pesanku saja padanya. Katakan, kalau aku akan telat datang malam ini, jawab si
rt
di smartphonenya. Dia langsung m
g suruhanku sudah
la ini benar-ben
alu dia pergi begitu saja s
esaat menatap kepergian Arsyana. Lalu tak lama tatapannya ber
ng,"umpat si laki-laki, menahan kesal sambil menatap ke
a seorang laki-laki berpaka
ya
yahuti deng
a, silahk
ung mempersilahkan Arsyana untuk memasuki mobil sedan m
ati seorang laki-laki yang tampak tak asing baginya. Iya, dia adalah asisten Devina. Laki-laki
sangat jijik. Apalagi jika dia harus kembali berhadapan dengan Devina, wanita gila yang sangat menyebalkan menurutnya. Belum lagi
tal, dan memerlukan banyak biaya untuk merawatnya. Aku tidak tahu, apakah keputusanku ini benar atau tidak? Tapi aku tidak punya pilihan l
tapi nasibnya saat ini. Yang beberapa bulan sebelumnya, kehidupannya masih baik-baik saja. Namun, bangkrutnya perusahaan ayahnya langsung merubah k
yanara Jasmine, dia tak sanggup menanggung beban mental atas kematian suaminya, serta perubahan hidupnya yang turun drastis me
ul di punggungnya seorang diri. Ditambah warisan hutang-hutang yang ditinggalkan mendiang sang ayah untu
jalanan yang entah kemana tujuannya. Gadis itu mulai hanyut ke dalam dunia mimpi, dan meninggalk
ah sampai Nona,"ucap asisten Devin
memberikanku lima menit saj
sambil bergumam deng
dah menunggumu di dalam,"ucapnya l
!"gerutu Arsyana kesal, sambil memaksakan diri unt
ramu. Jika kau tak ingi
na mempering
enambah satu masalah lagi, itu tidak masalah bagiku!"ketus Arsyana sin
harus menjual diriku sendiri pada mereka!" ger
Arsyana,"sambut Devina sambil tersenyum senang
ni keputusan gila yang kuambil di sepanjan