, hujan t
ang gemetar di bawah selimut abu-abu. Dia terbaring telentang, payudaranya naik-turun pelan, leherny
enar
disantap Reyha
at
bukan pelukan.
n liar dalam
ak lagi, tapi matanya... terbuk
tang yang menyala lembut. Keringatnya mengilap di dada, dan bata
banyak ini sekarang?" tanya
angannya hanya menggen
irik. "Kam
i
aja. Bukan karena sakit. Bukan
di
reka terakhir duduk makan malam bersama-dingin, seperti orang
ghi
riak. Ta
bisa diisi meski tubuhnya dipenuhi
a," gumam Nadira akhi
. "Aku tahu. Kamu mas
noleh.
sama aku bukan karena cinta. Tapi kar
okok, lalu menunduk, menatap waj
i-kali tadi. Tubuh kamu tahu si
merah. Matanya basah. T
k pernah bisa buat ak
dicekek, ditampar, dijilat samb
ranya gemetar. "Dia terlal
uka dijadik
metar. Tapi buk
teran
mbali menegang meski tubuhnya lelah. Cairan d
ubahan itu. Senyum
ebut pelacur aja, ka
payudaranya. Tangannya mengusap paha wanita itu, lalu menyelip di
-aku-ak
ang enggak, tapi lub
embenamkan wajahnya
bih lembut.
Tapi kali ini, diiring
... aku bisa... kelua
rit-orgas
Dan kali ini, d
tupi wajah dengan lengan, tapi. Tapi aku gak bisa... a
ya. Tapi tak ada kat
ketagihan j
_____________
a hari
uangannya. Laporan keuangan
bersama Re
uka galeri ponselnya da
di
abu-abu, dan senyum kecil yang s
tu, dia sadar... dia tak tah
edia, dari kantor p
layar. Air matany
dia larut, pintu r
dari Singapura ingin bertemu
enoleh.
katanya mewakili piha
dira berhe
Radit gunakan saat jadi konsult
pria it
a ber
nya gtak be
gelap. Rambutnya sediki
Ra
.. bukan lagi
pria yang in