is
endela kantor, tapi suasana di dalam ruangan pantry
dah terbuka tiga kancing, dan rok pensil hitam itu tergulung tinggi di pahanya. Bibirnya
nggu. Dan sekarang, ia sedang menjilat jejak lipstik di lehernya, satu tangan menyelip di
..." desa
suk ke dalam. "Yang gila itu kamu. Kam
sar. "Aku... cuma
ang kamu udah g
ng dari perjalanan bisnis dan mencium pipinya sambil berkata, "Selamat pa
diam. Jarak di antara mereka ter
, dengan lidah, dengan batang yang membuat Nadira teri
a aku benci Radit," bisik Nadir
karena Radit gak bisa buat kamu munc
itu saja-tanpa aba-aba, tanpa ampun. Nadira menjerit pelan, menahan suara. Selubisik Reyhan sambil terus
.. kamu...
ebih mani
jangan berhenti.
ia ke
ang. Cairannya menetes ke lantai, menetes ke sepatunya, mene
p bibirnya singkat. "Masih CEO, tapi
hnya lemas. Tapi ota
ai k
narik tubuhnya di mana saja, kapan saja, d
ri kulkas, meneguk cepat, lalu meratadi pagi,"
n kamu tetap ajak a
a yang nyaris keluar.
mau ngaku kalau kamu lebih
ira mendorongnya. Ringan, namun cuku
s rapat s
an Ra
. "Dia ketua pres
bakal duduk di meja rapat itu den
ia
dia, karena kamu tahu lubang kam
api pelan. Lebih mirip rintiha
ntry. Langkahnya goyah. Pingg
_____________
apat, 1
eperti biasa: tenang, profesional. Tapi Nadira tidak bisa menatap matan
k hanya dua m
merasa
ih bisa terasa jejak Reyhan di tubuhnya. Mas
untuk Q3?" tanya Radi
lu ada pendekatan yang lebih... i
dengar suara geapi sorot matanya menatap
h dia
Tidak m
u. Bukan kemarahan. Bukan kasi
uat Nadira lebih
tak ped
ra tubu
h karena l